PAPUA INDAH DAN DAMAI

Menyuarakan kedamaian dan keindahan bumi Papua untuk bangsa ini...

Tanahku Papua

Papua, Indonesia kecilku...

Jayapura City

...ibukota Papua yang memikat di malam hari...

Festival Lembah Baliem

budaya luhur suku Dani, Lani, dan Yali sebagai lambang kesuburan dan kesejahteraan

Cenderawasih

burung khas Papua sebagai 'bird of Paradise'

Tawa Papua

potret dari keceriaan anak-anak di Papua

Raja Ampat

gugusan pulau yang indah dan exotic

Halaman

Selasa, 26 Agustus 2014

PERSIPURA CATAT SEJARAH BARU PERTAMA KE AFC

Persipura
Jayapura – Klub Persipura menjadi tim pertama Indonesia yang melenggang ke semifinal turnamen Asian Football Confederation (AFC) usai membantai juara bertahan Al Kuwait pada pertandingan leg kedua dengan skor telah 6-1 atau agregat 8-4 di Stadion Mandala Jayapura, Selasa (26/8).

Enam gol Persipura dicetak oleh Robertino Pugliara (tiga gol), Boaz Solossa dan Titus Bonai dan Feri Pahabol. Gol hiburan tim tamu diciptakan Ali Alkandari.

Kalah 3-2 pada leg pertama di kandang Al Kuwait, Persipura yang tak ingin gagal di hadapan pendukung sendiri bermain menyerang sejak wasit asal China, Wang Di memulai laga.

Pertandingan baru berjalan dua menit, gelandang asal Argentina, Robertino Pugliara berhasil membawa tuan rumah unggul 1-0 memanfaatkan kemelut depan gawang lawan.

Tertinggal satu gol, Al Kuwait berusaha menyamakan skor. Namun usaha itu selalu terbentur kokohnya barisan belakang Persipura.

Juara AFC tiga kali itu kembali kebobolan menit ke 42 melalui tendangan Boaz Solossa dari luar kotak penalti. Pemain bernomor punggung 86 itu melepas sepakan kaki kiri melambung setelah melihat penjaga gawang lawan sedikit maju ke depan. Skor pun berubah 2-0.

Di penghujung babak pertama Persipura kian menjauh 3-0 lewat gol kedua Robertino Pugliara. memanfaatkan umpan Titus Bonai.

Di babak kedua, Persipura tak mengendurkan tekanan. Menit ke 52, sepakan kaki kiri Boaz masih bisa ditepis penjaga gawang Al Kuwit, namun bola rebound mengarah ke Titus Bonai yang berdiri bebas di sisi kiri gawang lawan. Tanpa kesulitan Tibo menceploskan bola ke gawang Al Kuwait dan merubah skor 4-0.

Menit ke 65, pemain pengganti Al Kuwait, Ali Alkandari memperkecil ketinggal menjadi 4-1. Namun skor itu tak bertahan lama, menit ke 66, Robertino Pugliara mencetak hatricknya di laga ini dan membawa Persipura menjauh 5-1.

Menit ke 68, wasit mengkartu merah pemai Al Kuwait, Fahad Homoud setelah melanggar penjaga gawang Yoo Jae Hoon. Seakan tak puas dengan lima gol, pelatih Persipura Jacksen F Tiago memasukkan Feri Pahabol mengganti Titus Bonai. Masuknya pemain ini kain menambah daya gedor Persipura. Hasilnya di masa tambahan waktu, gokl Feri Pahabol menjauhkan Persipura 6-1. Skor ini bertahan hingga laga usai. (red)

Susunan Pemain:

Persipura: Yoo Jae Joon, Bio Paulin/Dominggus Fakdawer, Yohanis Tjoe, Ruben Sanadi, Tinus Pae, Lim Junsik, Robertino Pugliara, Gerald Pangkali/Ian Kabes, Imanuel Wanggai, Titus Bonai/Ferinando Pahabol, Boaz Solossa (C)

Al Kuwait: Musab Alkandari, Fahad Awad, Leonardo Jesus/Shereedah Al Shereedah, Fahad Al Enezi, Chadi Hammami, Waleed Aly Huseen/Ahmad, Reza Ghoochannejhad, Rafael Bastos, Husain Hakim (C), Sami Alsanea, Fahad Homoud.

Minggu, 24 Agustus 2014

PATUNG YESUS DI MANSINAM

Peresemian Patung Yesus Kristus di Pulau Mansinam
Mansinam, Papua - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) didampingi Ibu Negara Ani Yudhoyono tiba di Pulau Mansinam, Kabupaten Manokwari, Papua Barat, pada Minggu (24/8/2014) pagi. Di Pulau Mansinam ini, Presiden SBY dijadwalkan meresmikan situs perkabaran Injil berupa Patung Yesus Kristus setinggi 30 meter.

Selain meresmikan situs Perkabaran Injil tersebut, Presiden SBY juga dijadwalkan akan meresmikan sejumlah proyek di Papua Barat, baik yang dibiayai APBD maupun APBN, termasuk pabrik Petrokimia di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Teluk Bintuni, yang telah dirancang sejak 2010 dengan basis industri Petrokimia.

Bagi SBY, kunjungan ke Manokwari ini merupakan yang kedua selama menjabat sebagai Presiden RI. Sebelumnya, pada 2009, Presiden SBY telah berkunjung ke Pulau Mansinam. Saat itu, SBY berjanji akan membantu pembangunan situs pekabaran injil ini, dengan harapan Pulau Mansinam menjadi daerah tujuan wisata religi, dan untuk mengenal nilai-nilai sejarah dan religi pada masyarakat Papua.
 
http://gkiditanahpapua.org/wp-content/uploads/2014/08/mansinam.jpg
Patung Yesus Kristus setinggi 30 m di Pulau Mansinam
Saat tiba di Pulau Mansinam, Presiden SBY disambut tari-tarian yang dilakukan oleh masyarakat setempat, sebagaimana saat Presiden tiba di Pantai Waisai Torang Cinta (WTC), Raja Ampat, Papua Barat, Sabtu (23/8/2014) pagi, untuk membuka Sail Raja Ampat 2014.

Peresmian situs perkabaran injil Patung Yesus Kristus itu, tampak dihadiri, antara lain, oleh Menko Perekonomian Chairul Tanjung, Menteri Perindustrian MS Hidayat, Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto, Menparekraf Mari Elka Pangestu, Mensesneg Sudi Silalahi, Sekretaris Kabinet Dipo Alam, Menteri Lingkungan Hidup Balthasar Kambuaya, dan Menteri Perhubungan EE Mangindaan.
 
SITUS PEKABARAN INJIL

Pulau Mansinam, Manokwari memiliki nilai sejarah yang tinggi bagi masyarakat Papua, teristimewa umat Kristiani warga Gereja Kristen Injili di Tanah Papua. Dari pulau ini, untuk pertama kali Injil Yesus Krsitus diwartakan ke seluruh pelosok tanah Papua.

Pulau Mansinam adalah pulau yang terletak di Teluk Doreri, sebelah selatan kota Manokwari, dengan luas 410,97 Ha. Pulau Mansinam merupakan titik penting pekerjaan zending (misi) di Tanah Papua. Di Pulau ini, tepatnya 5 Februari 1855, dua orang zendeling-werklieden (utusan) dari Jerman, C.W. Ottow dan Johann Gottlob Geissler menginjakkan kaki untuk pertama kalinya di Papua.

Pulau Mansinam telah dikembangkan sebagai situs peradaban rakyat Papua. Situs ini terintegrasi dengan pembangunan fasilitas peribadatan yang lain. Pengembangan kawasan ini diarahkan sebagai pusat wisata budaya dan religi.

Patung Yesus setinggi 30 m ini juga menjadi bagian dari pengembangan situs Pulau Mansinam ini sebagai pusat peradaban budaya dan religi di Tanah Papua.

Patung Yesus ini berdiri tegak membentangkan tangan menghadap ke arah barat. Patung yang dicat putih ini berdiri di atas bangunan yang terdiri dari empat pilar dengan corak etnik khas Papua. Patung Yesus Kristus raksasa di Pulau Mansinam ini menjadi simbol tempat pertama kalinya penyebaran Injil dilakukan di Tanah Papua.

Pembangunan patung tersebut memakan waktu kurang lebih dua bulan. Tinggi patung sendiri mencapai 14,5 meter. Sementara pilar penyangganya mencapai 15 meter. Bahan-bahan yang digunakan untuk patung tersebut di antaranya lempengan baja, tembaga, kuningan dan timah. Bahan tersebut dirakit setelah konstruksinya telah siap digunakan.

Jika dilihat dari Kota Manokwari, patung Yesus tersebut terlihat jelas berdiri tegak di antara pepohonan. Pulau Mansinam sendiri dipisahkan oleh laut yang berjarak sekitar 6 km dari Kota Manokwari.

Sementara itu di sisi kiri patung Yesus, sekitar 10 meter, terdapat patung setinggi sekitar 3 meter. Patung perempuan yang memegang guci air ini terlihat sedang hendak menyiram sesuatu. Patung ini berdiri tegak di atas sebuah bongkahan batu besar. Ada cerita menarik dari bongkahan batu tersebut. Menurut informasi, batu tersebut tidak bisa dipecahkan atau digeser dari lokasi asalnya. Para pekerja sudah berusaha untuk memecahkan dan menggeser batu tersebut berulangkali, namun tetap tidak berhasil. Tidak ada yang tahu pasti mengapa batu tersebut berbeda dengan batu lainnya. Sehingga pihak panitia pembangunan akhirnya menempatkan patung perempuan tersebut di atas batu itu. (AK)

SAIL RAJA AMPAT 2014

http://www.setkab.go.id/media/gallery/2014/08/23/l/r/lre_5964.jpg
Presiden beserta Ibu Negara disambut di Sail Raja Ampat
Papua Barat - Sail Raja Ampat resmi telah dibuka oleh Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, yang bertempat di pantai Waisai, Raja Ampat, Papua Barat pada Sabtu, 23 Agustus 2014.

Presiden beserta rombongan pejabat yang didampingi Kabinet Indonesia Bersatu jilid II disambut dengan Tari Batik Raja Ampat dan pergelaran batik khas Raja Ampat.

Acara sail Raja Ampat yang merupakan acara tahunan Sail di Indonesia tidak kalah meriahnya dengan acara sail-sail sebelumnya yang pernah diselenggarakan, seperti Sail Bunaken 2009, Sail Banda 2010, Sail Wakatobi – Belitung tahun 2011, Sail Morotai 2012, dan Sail Komodo pada tahun 2013.

Dalam Sail Raja Ampat ini diikuti oleh tak kurang dari 3.000 pengunjung dari seluruh Nusantara dan turis dari manca negara, seperti Malaysia, Australia, Belanda, Thailand, Filipina, Amerika Serikat, dll.
http://us.images.detik.com/customthumb/2014/08/23/10/081722_sby03.jpg?w=460
Sambutan Presiden SBY pada Pembukaan Sail Raja Ampat
Pada acara Pembukaan tersebut, Gubernur Abraham Atururi mengucapkan selamat datang di Raja Ampat kepada presiden SBY beserta para Menteri Indonesia Bersatu jilid II. Gubernur mengatakan berdasarkan keputusan Presiden No.10 tahun 2014, acara Sail Raja Ampat ini digelar. Gubernur juga menyampaikan apresiasi yang setinggi – tingginya bagi para pejabat yang ikut serta mensukseskan Sail Raja Ampat. Gubernur berharap warisan alam yang ada di Papua harus selalu dijaga dan tetap dilestarikan. Dengan begitu perkembangan kesejahteraan ekonomi masyarakat Papua akan menjadi semakin baik dan Raja Ampat menjadi destinasi utama pariwisata internasional.

Gubernur Papua Barat juga berharap agar Raja Ampat akan menjadi salah satu tujuan wisata dunia. Dalam hal ini, Menteri Koordinator bidang Kesejahteraan Rakyat, Agung Laksono juga menyampaikan bahwa saat ini Raja Ampat menjadi salah satu dari tujuh kawasan yang diusulkan sebagai Global Geopark United Nations Educational Scientific and Cultural Organization (UNESCO). Enam lainnya adalah Merangin di Kerinci, Sorolangun di Jambi, Pegunungan Sewu, Danau Toba, Pangandaran di Bandung Utara, dan Maros di Sulawesi Selatan.

Pelaksanaan Sail Raja Ampat ini sangat meriah karena menampilkan berbagai rangkaian kegiatan seperti Pelayanan Sosial Kesehatan dan Lingkar Nusantara IV Sailing, Desa Bangunan, Archipelago Youth Sailing, Yacht Rally, Seminar Nasional dan Internasional, Potensi Pengembangan Pariwisata, Kreatif Pengembangan Kebudayaan dan Ekonomi, Olahraga Laut, Pameran Potensi Daerah, dan lain-lain.

Dari jajaran Komando Armada Timur (Armatim) menampilkan 20 kapal perang untuk menyemarakkan kegiatan bahari level internasional ini. Salah satu armada yang mengawalinya adalah kapal Rumah Sakit (RS) terapung, KRI dr Soeharso.

Ada beberapa Kementerian/Lembaga yang turut serta sebagai anggota panitia Sail Raja Ampat ini, di antaranya yaitu Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Perhubungan, Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Badan Usaha Milik Negara, Kementerian Pertahanan, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Perumahan Rakyat, Kementerian Sosial, dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Pertahanan, TNI/Polri, serta Pemerintah Provinsi, Kota dan Daerah. (AK)

Sabtu, 23 Agustus 2014

PULAU MANSINAM SIMBOL HARMONISASI KRISTEN-ISLAM DI PAPUA

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhgOAekI3RMC5RgiJJTPQcqnLfnud43kFthjJVSvzALaNXFncCRGz5OacHlArYR3PRqU65rCYqRgSK4T1Z9OcRqIVKolxOQiEVIq0E2o3Bk0kCuzcKTAYc4tg1FJCKEvKTBLyJk6ECDoOpw/s1600/264332_1998327156180_1183552635_31914081_701736_n.jpg
Prasasti Patung Salib di Pulau Mansinam
Manokwari - Pulau Mansinam di Manokwari, Papua Barat menjadi tempat bersejarah bagi masyarakat Papua, sebab, di pulau inilah pertama kalinya ajaran Injil disebarkan oleh dua pendeta asal jerman, yaitu Carl William dan Goltlob Geisller (Ottow dan Geisller). 
 
Sebelum tiba di Pulau Mansinam, Ottow dan Geisller lebih dulu masuk ke Indonesia melalui Jakarta yang saat itu disebut Batavia pada 7 Oktober 1852. Kemudian pada 30 Mei 1854, mereka tiba di Ternate untuk belajar dan memperdalam bahasa melayu, serta belajar mengkaji berbagai informasi tentang Papua. Mereka kemudian menerima surat jalan dari Sultan Tidore yang merupakan salah satu kerajaan Islam di Nusantara. Sultan memberikan surat izin bagi mereka, bahkan memerintahkan kepada para kepala suku untuk melindungi dan menolong mereka jika mereka kekurangan makanan.
 
Pada tanggal 12 Januari 1855 bertolaklah mereka dari Dermaga Ternate, menumpang kapal menuju pulau tujuan mereka Mansinam. Setelah melewati perjalanan laut selama 25 hari, pada 5 Februari 1855 kapal mereka berlabuh di Teluk Doreri. Peristiwa iinlah yang menjadi sebuah nilai toleransi antara umat Muslim dan Kristiani saat itu, sehingga Pulau Mansinam menjadi simbol harmoni dan toleransi umat beragama yang sudah dibangun sejak dulu.
 
Toleransi beragama inilah yang bisa dijadikan contoh bagi masyarakat baik nasional ataupun internasional, juga sebagai sarana pendidikan bagi generasi muda baik di Tanah Papua maupun di Indonesia. Bahwa toleransi sudah dibangun di Tanah Papua sejak lama oleh Saudara-Saudara Muslim dan Kristiani.
 
Di tanah pertama yang mereka injakkan kaki di Pulau Mansinam, dibangunlah sebuah prasasti sebagai simbol kedatangan mereka. Di lokasi ini terdapat sebuah Prasasti Salib besar setinggi kurang lebih 6 meter. Di belakangnya terdapat relief gambar-gambar yang menceritakan soal kedatangan mereka yang disambut oleh warga setempat. 
 
Ada juga empat patung perunggu keduanya yang masing-masing menghadap ke laut dan ke arah Salib. Di bagian bawah kaki prasasti, terdapat tulisan tangan mereka yang tertulis 'Soli deo Gloria. De Eerste Zendelingen van Nederlandsch Nieuw Guinee C.W. Ottow En J.G. Geissler Zyn Hier Geland op 5 Februari 1855'. Di sisi lainnya, ada terjemahan dalam bahasa lokal. Artinya, kurang lebih, Zending pertama untuk Papua Ottow-Geissler tiba di sini 5 Februari 1855. (AK)

http://mariamokiri.files.wordpress.com/2009/11/tulisan-tugu-salib.jpg?w=468
Tulisan pada Prasasti Salib


Rabu, 20 Agustus 2014

PRESTASI TOKOH PAPUA


Nicholas Jouwe
Nicolaas Jouwee
Di antara jajaran 55 para penerima tanda kehormatan Bintang Mahaputera dan Bintang Jasa di Istana Negara, Rabu (13/8), terdapat salah satu pendiri Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang telah kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi, yaitu Nicolaas Jouwe.

Tanda Kehormatan ini diberikan setiap tahun kepada mereka yang telah berjasa kepada bangsa dan negara sebagai bagian dari rangkaian agenda memperingati hari kemerdekaan 17 Agustus.

Meski menggunakan kursi roda, lelaki yang dikenal sebagai pencipta bendera kebesaran OPM, Bintang Kejora, tampak khidmat mengikuti upacara penganugerahan tersebut.

Lagu kebangsaan Indonesia Raya yang berkumandang di Istana Negara, menambah khidmat upacara.

Nicolaas Jouwe tidak sendiri, ada dua teman-teman seperjuangnnya yang juga mantan OPM turut menerima tanda penghargaan Bintang Jasa Nararya di Istana Negara tersebut. Nicholas Simion Messet dan Frans Albert Yoku, yang kini menyerukan perdamaian dan rekonsiliasi di Papua dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Penghargaan ini luar biasa,” kata Nicolaas Jouwe yang kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi pada tahun 2010 lalu.

Jouwe terlahir di Jayapura pada 24 November 1923. Dikutip dari Wikipedia, ia menjadi politisi Papua yang terpilih sebagai wakil presiden dari Dewan Nugini yang mengatur koloni Belanda, Nugini Belanda kala itu.

Setelah koloni tersebut diserahkan ke UNTEA pada Oktober 1962 dan enam bulan kemudian diserahkan ke Indonesia, Jouwe meninggalkan Papua dan pergi ke Belanda. Namun pada 2010, Jouwe memutuskan kembali ke Indonesia dan bergabung kembali dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Menteri Hukum dan HAM Patrialis Akbar kala itu menyerahkan secara langsung Surat Keputusan (SK) Kewarganegaraan Indonesia Nicolaas Jouwe, Gedung Negara yang dihadiri Menko Kesra Agung Laksono, pada 15 Mei 2010.

“Di Papua kami dibodohi oleh Belanda. Selama 120 tahun rakyat Papua kita tidak boleh sekolah, tidak boleh belajar. Kami beruntung karena Tuhan melindungi kami, sehingga Indonesia datang,” katanya seusai menerima tanda kehormatan di Istana Negara, Rabu, saat menyatakan alasannya kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi.

Nicolaas Jouwe kini telah berusia 90 tahun lebih. Pendengarannya tidak begitu sempurna. Dengan alat bantu pendengaran, Jouwe masih dapat mendengarkan meskipun butuh suara yang lebih keras dari biasanya.

Namun meski usia tidak lagi muda, semangat dan daya ingat Nicolaas Jouwe masih mumpuni.

Ia bercerita, dirinya mendengarkan hampir seluruh pidato Pendiri Bangsa dan Presiden Pertama Indonesia Soekarno.

Pidato Bung Karno di Markas Besar PBB, Amerika Serikat, mampu menggugah dirinya. Ia pun bercerita, dirinya satu-satunya delegasi dari Belanda yang berdiri saat Pidato Bung Karno usai.

“Tak terasa air mata saya meleleh,” katanya mengenang masa itu.

Ia kemudian menegaskan kembali bahwa Papua merupakan bagian integral Indonesia. Bersama-sama dengan daerah lainnya bergerak membangun menjadi masyarakat yang sejahtera.

“Papua maju, Papua mundur sama-sama dengan Indonesia. Kita ini satu, satu waktu dunia akan melihat,” katanya.

Sejak kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi pada 2010, Nicolaas Jouwe tak henti-hentinya menegaskan dan mengkampanyekan Papua merupakan bagian integral dari Indonesia yang tak terpisahkan. Ia pun juga meminta OPM untuk turun gunung bergabung dalam NKRI.

Indonesia dinilai bisa mewujudkan mimpi-mimpi Papua yang cerdas, maju dan sejahtera bersama daerah-daerah lainnya.

“Selama 120 tahun, oleh Belanda kita hidup di zaman batu, dijajah, ditindas, karena Belanda tahu, Papua kaya,” katanya.

Ia menilai, mereka yang ada di hutan-hutan mengangkat senjata saat ini tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Menurut dia OPM saat ini tidak relevan.

Kini kesempatan membangun Papua itu ada. Kedua belah pihak, baik pemerintah pusat maupun daerah harus bersatu padu untuk menyejahterakan rakyat Papua.

Namun demikian ia masih punya satu keinginan, yaitu mengunjungi daerah-daerah di Indonesia selain Jawa.

“Indonesia bukan hanya Jawa, saya ingin keliling,” katanya. Satu-satunya tempat luar Jawa yang pernah ia kunjungi adalah Balikpapan, saat ia mendengarkan pidato Bung Karno secara langsung. (red)

Selasa, 19 Agustus 2014

GENERASI PAPUA

Anggota Paskibraka Asal Papua Bangga Tampil di Istana
Paskibraka asal Papua dan Papua Barat
Menjadi Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) pada upacara peringatan HUT RI di Istana Merdeka menjadi impian semua orang. Termasuk para pelajar yang terpilih berasal dari Papua dan Papua Barat. 

Kebanggaan ini juga dirasakan Jefri A.Z. Rumayom, Anlley Stefycha Tarajy, Jacklien Christin Buiney dan David Niko Efraim. Mereka mewakili Papua sebagai anggota Paskibraka HUT ke-69 RI. Jefry lahir di Timika pada 28 Oktober 1997 dan bersekolah di SMAN 1 Mimika; Anlley adalah kelahiran Sorong, 24 Mei 1998 dan siswa di SMAN 1 Arso Jayapura; Jacklien lahir di Manokwari pada 4 Juli 1997 dan merupakan pelajar SMAN 1 Manokwari; sedangkan David adalah siswa SMAN 1 Fakfak yang lahir pada 8 Desember 1996. Papua mengirimkan putra dan putri terbaiknya tersebut, yaitu Jefri A. Z dan Anlley Stefycha Tarajy. Sedangkan Jacklien Christin Buiney dan David Niko Efraim Rumboroir mewakili Papua Barat. 

Adalah hal yang sangat membanggakan karena Papua kembali mengirimkan wakilnya untuk tergabung dalam Paskibraka pada saat detik-detik Proklamasi 17 Agustus 2014 di Jakarta. Hari kemerdekaan Indonesia bagi mereka mempunyai kesan tersendiri. 

"Hakekatnya peringatan Kemerdekaan Republik Indonesia ini dapat membawa kesejahteraan dan keadilan bagi seluruh bangsa, khususnya Papua yang masih jauh tertinggal dengan daerah lainnya," kata Jefri di Pusat Pelatihan Pekan Olahraga Nasional, Cibubur, Jakarta Timur, pada Selasa (19/8).

Lain halnya Jacklien Christin Buiney yang selama mengikuti karantina di PP PON Cibubur bersama dengan Paskibraka dari seluruh daerah lainnya, mengungkapkan selama mengikuti pelatihan ada suka duka bersama rekan-rekannya. 

"Sa tidak sendiri dari Papua, di sini kami bersaudara, susah senang kami bersama-sama. Inilah yang disebut satu Tanah Air Indonesia yang guru pernah bilang di sekolah," ujarnya.

Seperti diketahui, pada Upacara Peringatan Detik-Detik Proklamasi kali ini yang terlibat dalam Paskibraka ada 68 putra dan putri terbaik bangsa dari 34 provinsi di Indonesia.

Papua memiliki kesan tersendiri dan kebanggaan yang mendalam di samping telah mengharumkan nama Papua di Indonesia, juga demi mendedikasikannya kepada para pahlawan yang telah gugur memperjuangkan Indonesia. Hal ini berkaitan erat dengan sejarah perjuangan bangsa Indonesia yang tidak lepas dari perjuangan para pahlawan dari tanah Papua dalam merebut dan memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dari Sabang sampai Merauke. (AF)

Minggu, 17 Agustus 2014

PAPUA DAN PNG

Gubernur dan Wakil Gubernur Papua Bersama Para Delegasi Dari PNG. (Jubi/Alex)
Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Papua bersama tamu undangan dan Delegasi dari PNG
Jayapura (17/8) – Menteri Pariwisata Papua Nugini (PNG), Hon Boka Kondra mengaku sangat terkesan dengan pelaksaan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI) ke-69 yang berlangsung di Stadion Mandala Jayapura, Papua. 

“Saya mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Provinsi Papua yang telah mengundang Pemerintah PNG untuk menghadiri detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. Saya merasa bangga dan terhormat bisa hadir di Papua dan ikut dalam upacara ini, atas nama Pemerintah PNG, kami mengucapkan Dirgahayu Kemerdekaan ke-69 Republik Indonesia,” kata Hon Boka Kondra kepada wartawan, di Jayapura, Papua, Minggu (17/8).

Kondra menilai, undangan untuk menghadiri upacara HUT RI ke-69 di Papua, merupakan suatu kehormatan kepada Pemerintah PNG, apalagi bisa menyaksikan langsung detik-detik Proklamasi RI.

“Kehadiran kami di Papua atas undangan Pemerintah Provinsi Papua dan baru pertama kali datang ke Jayapura. Saya sangat terkesan dengan semua kegiatan HUT RI di Papua, dan sekembalinya ke PNG, saya akan laporkan kepada Presiden saya,” ujarnya.

Menanggapi hal itu, Hon Boka Kondra berharap, ke depan hubungan kerja sama antara Pemerintah Indonesia, khususnya Pemerintah Provinsi Papua dan PNG tetap berjalan dengan baik. Bahkan, wujud dari kerja sama tersebut, bulan kemarin, Pemerintah PNG yang diwakilkan Perdana Menteri PNG telah menandatangai MoU dengan Pemerintah Indonesia di Jakarta.

Lanjutnya, kemitraan strategis antara Indonesia dan PNG tidak hanya menunjukkan hubungan yang semakin matang antara kedua negara, tetapi juga telah menandai babak baru dalam hubungan kedua negara. Selain itu, sudah menjadi tugas pemerintah kedua negara untuk menerjemahkan hubungan yang baik selama ini menjadi hubungan yang saling menguntungkan untuk memenuhi harapan dan kesejahteraan penduduk kedua negara.

“Kedua negara juga memiliki kesamaan budaya, khsusnya Papua, maka itulah kita akan terus mempererat hubungan kerja sama tersebut,” ungkapnya.

Untuk menindaklanjuti kerja sama tersebut, ujar Kondra, Pemerintah PNG dalam waktu dekat akan mengundang investor-investor Indonesia maupun investor asal Papua untuk berkunjung ke PNG.

“Pemerintah PNG sangat mengharapkan dukungan dari para investor Indonesia untuk membantu PNG dalam mewujudkan pembangunan di semua bidang, agar maju seperti yang ada di Indonesia,” ujarya.

Pada kesempatan itu juga, Hon Boka Kondra menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Indonesia, khususnya Pemerintah Provinsi Papua yang sudah tampil di Festival Malanesia di PNG beberapa waktu lalu. 

“Kami akan terus tingkatkan kerja sama dengan Pemerintah Indonesia, khusunya Papua di semua bidang Pembangunan,” ucapnya.

Sumber: tabloidjubi

OPM PERBATASAN RI-PNG

Stanis menandatangani Sumpah Setia (foto: Cepos)
Stanis Stanfa Chilong adalah salah satu anggota Mathias Wenda yang selalu membuat kekacauan dan gangguan keamanan di daerah perbatasan RI-PNG, akhirnya menyatakan sumpah setianya terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) di hadapan Panglima Daerah Militer XVII/Cenderawasih (Pangdam XVII/Cen) Mayjen TNI Cristian Zebua di pos perbatasan Skouw perbatasan RI-PNG, Kamis (14/8/2014).

Stanis mengatakan bahwa dia telah enggan hidup di perbatasan RI-PNG dikarenakan menurutnya kehidupan di sana sangat jauh dari kenyamanan dan kesejahteraan. Pria yang berusia 74 tahun ini dengan sangat tegas menyatakan kesetiaannya kepada NKRI yang didasasri dengan niat, tulus penuh dengan kesadaran yang tinggi dan tanpa paksaan dari pihak mana pun.

Pangdam menyebutkan bahwa masuknya Stanis adalah wujud dan bukti bahwa keamanan di perbatasan, khususnya di wilayah NKRI sudah aman dan kondusif, Pangdam XVII/Cen juga menyatakan bahwa telah menyambut dengan tangan terbuka kepada siapapun yang hendak menyatakan kesetiaannya kepada NKRI, terutama kepada masyarakat yang saat ini masih bergabung dengan kelompok kriminal bersenjata (KKB).

Stanis merupakan salah satu orang yang selama ini mengikuti gerakan KKB pimpinan Mathias Wenda. Dia juga akan memberi himbauan kepada saudara-saudaranya dan masyarakat yang saat ini berada di PNG untuk bergabung dan membangun daerahnya. Perjanjian keamanan antara RI dan PNG menurut Pangdam sudah sangat cukup berjalan dengan baik dan sudah sering saling membantu, namun untuk MoU secara resmi sendiri, antara TNI dengan tentara PNG saat ini masih belum dilakukan karena biasanya hanya sekedar kesepakatan saat pertemuan di antara keduanya.

Sementara itu Stanis mengatakan bahwa dirinya sudah tinggal sekitar 10 tahun di Muara Tami dan membuat kebun dengan baik, bahkan 12 anak dan 40 cucunya yang saat ini masih tinggal di PNG juga akan dibawa untuk tinggal di wilayah Indonesia, karena dengan tinggal di Indonesia menurutnya kehidupannya akan lebih baik. Dia juga mengatakan bahwa banyak orang yang buat masalah/ kekacauan di PNG lari ke Indonesia, dan juga sebaliknya orang membuat masalah/kekacauan di Indonesia lari ke PNG. Oleh karena itu, Stanis ingin membuat surat perjanjian antara PNG dan RI agar bisa bekerja sama untuk menangkap orang-orang yang membuat kekacauan, agar semua aman.

Pangdam XVII/Cen menyatakan bahwa saat ini Indonesia sudah merdeka dari Sabang sampai Merauke, oleh sebab itu harus bangga menjadi warga negara Indonesia meski ada sebagian yang masih belum merasa merdeka, akan tetapi TNI tidak pernah menjadikan mereka sebagai musuh, apabila mereka mau bergabung silahkan untuk membangun bersama agar Papua ke depan akan lebih baik. (AF)

Sumber: Cenderawasih Pos

UPACARA DI TINGKAT PROVINSI

Gubernur Papua, Lukas Enembe Saat Menyerahkan Bendera Duplikat. (Jubi/Alex)
Lukas Enembe menyerahkan Bendera Merah Putih ke Paskibra (17/8)
Jayapura, (17/8) – Gubernur Provinsi Papua, Lukas Enembe mengatakan, secara umum pelaksanaan upacara Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI) ke-69 di Papua berjalan aman dan terkendali.

“Saya tadi sudah hubungi beberapa Bupati, terutama daerah-daerah yang rawan, seperti Paniai, Puncak, dan Puncak Jaya. Mereka melapor kepada saya kalau pelaksanaan upacara HUT RI berjalan aman dan terkendali,” kata Lukas kepada wartawan saat ditemui usai memimpin upacara HUT RI ke-69 yang digelar di Stadion Mandala, Kota Jayapura, Papua, Minggu (17/8) pagi.

“Intinya, para pendahulu kita berjuang untuk merdeka, kita yang sekarang atau generasi sekarang berjuang untuk bekerja keras mengisi dan membangun. Itu yang komitmen bersama masyarakat Indonesia, terutama yang ada di Provinsi Papua. Perjuangan yang lalu dengan fisik untuk merdeka, sekarang kita berjuang untuk pembangunan dan bekerja keras. Ya, kalau tidak bekerja keras, tentu tidak akan berhasil,” jelas Lukas.

Sementara bagi saudara yang masih bersebarangan, Lukas mengajak agar pada momen yang penting ini, bersatu dan turun bergabung untuk membangun untuk memajukan diri sendiri, rakyat dan bangsa. 

“Mari kita bersatu untuk membangun dan memajukan diri sendiri, rakyat dan bangsa kita,” ajaknya.

Pelaksanaan upacara peringatan HUT kemerdekaan RI ke-69 tingkat Provinsi Provinsi Papua, yang digelar di Stadion Mandala Jayapura, Minggu (17/8) pagi, berlangsung dengan khidmat dan aman.

Upacara dipimpin langsung oleh Gubernur Provinsi Papua, Lukas Enembe selaku Inspektur Upacara. Sementara Komandan Upacara adalah AKBP Kolestra Siboro, yang sehari-harinya bertugas sebagai tenaga pendidik di Sekolah Kepolisian Negara (SPN) Jayapura.

Upacara peringatan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-69 dimulai tepat pukul 10.00 WIT, dan diawali dengan pemeriksaan barisan peserta upacara yang terdiri dari unsur TNI AD, TNI AU, TNI AL, Polri, Satpol PP, PNS, Pelajar, serta sejumlah perwakilan organisasi kepemudaan.

Selain diikuti oleh peserta upacara, pelaksanaan HUT RI di Stadion Mandala juga dihadiri oleh Menteri Pariwisata PNG, Gubernur Provinsi Sandaun, dan veteran pejuang yang duduk di antara barisan unsur Muspida Provinsi Papua.

Adapun detik-detik Proklamasi ditandai dengan dentuman meriam sebanyak 17 kali dan diikuti pembacaan Proklamasi oleh Ketua DPR Papua, Deerd Tabuni.

Pengibaran bendera Merah Putih, yang dilakukan oleh Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra), yakni Thor Daril Suebu, Jery Speniel Waimuri, dan Yohanes Matius Marian dilakukan tepat pukul 10.30 WIT dan berjalan dengan baik.

Tirsa Yulianti Wakris, siswa SMA II Jayapura selaku pembawa baki penerima bendera duplikat mengaku, sangat bahagia bisa dipercayakan untuk menerima langsung bendera Merah Putih dari Gubernur Papua, Lukas Enembe.

Kegembiraan juga terlihat dari kedua orang tua Tirsa yang datang ke Stadion Mandala untuk menyaksikan langsung jalannya Upacara Bendera HUT RI ke-69, sekaligus mengabadikan moment saat anaknya menerima bendera duplikat dari Gubernur.

“Saya sangat bangga melihat anak ke-4 saya bisa dipercayakan untuk membawa bendera Merah Putih. Apalagi hari ini bertepatan dengan hari ulang tahun saya,” kata Amon Wakris.

Masyarakat Kota Jayapura banyak yang menyaksikan kegiatan upacara yang dilakukan setiap tahun tersebut, sejumlah warga yang berada di pinggiran lapangan upacara tampak antusias melihat upacara bendera dengan diiringi “marching band” dari Korps Musik. Upacara dihadiri pula oleh unsur Forkompimda, di antaranya, Majelis Rakyat Papua, Kejaksaan Tinggi, Kejaksaan Negeri, Polda Papua, Bank Indonesia, dan Kodam XVII/Cenderawasih.

Usai pelaksanaan upacara, peserta upacara beserta masyarakat yang hadir disuguhkan oubade dari siswa-siswi SMP Negeri I Kota Jayapura, serta atraksi tarian Merah Putih dan bela diri dari anggota Yonif 751/Raider. (AF)

UPACARA DI KOTA JAYAPURA

WALIKOTA JAYAPURA SAAT MENYERAHKAN BENDERA MERAH PUTIH DUPLIKAT KEPADA PASKIBRAKA(JUBI/SINDUNG)
Upacara HUT RI ke-69 di Kota Jayapura

Jayapura (17/8) - Peringatan HUT Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus di Kota Jayapura, Papua, berlangsung secara khidmat dan tertib.

Walikota Jayapura, Benhur Tomi Mano bertindak sebagai Inspektur Upacara dalam pelaksanaan upacara tersebut, sedangkan Komandan Upacara dipercayakan kepada Ajun Komisaris (Pol) Rangga, yang juga merupakan Kasatreskrim Polresta Jayapura.

Wakapolresta Jayapura, Komisaris (Pol) Kiki Kurnia mengatakan upacara HUT kemerdekaan RI di kota Jayapura ini berjalan dengan aman.

Dalam kesempatan yang sama, Walikota Jayapura memberikan Satya Lencana Satya Karya kepada 69 PNS di jajaran Pemerintah Kota Jayapura.

Mano juga mengingatkan pentingnya disiplin yang harus ditanamkan dalam diri setiap aparatur negara. 

"Itu harus dilakukan di setiap instansi. Itu akan mendorong kinerja kita semakin baik kepada masyarakat,” tegasnya.

Tampak pada pelaksanaan upacara HUT Kemerdekaan RI yang ke-69 ini antusiasme masyarakat untuk menyaksikan detik-detik Proklamasi serta penaikan bendera yang dilakukan oleh pasukan pengibar bendera (Paskibra) kota Jayapura. (AF)

OPM MANOKWARI 2

Penyerahan Senjata Kepada Pangdam
Penyerahan Senjata (Sumber: Kodam)
Manokwari – Dalam suasana yang damai menjelang Peringatan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-69, Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Drs. Christian Zebua M.M., menerima penyerahan 8 pucuk senjata, yang diserahkan langsung oleh anak kandung Panglima Kasuari Alex Saiba dari GSB (Gerakan Separatis Bersenjata), yang juga merupakan tokoh masyarakat setempat di Distrik Ransiki Kab. Mansinam Selatan, Manokwari pada Sabtu, 16 Agustus 2014.

Dalam sambutan Bupati Kabupaten Mansinam Selatan, Drs Edi Budoyo pada acara tersebut, beliau mengucapkan terima kasih atas kehadiran Pangdam XVII/Cenderawasih dan telah mendengar aspirasi dari masyarakat Kampung Asmorof.

Beliau mengatakan bahwa masyarakat setempat sudah lama setia kepada NKRI dan pengembalian senjata-senjata tersebut kepada yang berwenang merupakan atas kesadaran sendiri.

Selain itu masyarakat mengharapkan adanya pembangunan, sehingga kemudian dibangun program Gerbang Desa. Beliau berharap setelah penyerahan senjata ini jangan ada masalah lagi di kampung, tetapi dapat mendukung program pemerintah ke depannya.

Dalam kesempatan yang sama Pangdam XVII/Cenderawasih juga menyampaikan, bahwa daerah ini relatif aman, di mana hal ini ditandai dengan adanya penyerahan senjata. Kegiatan ini bukanlah suatu kebetulan tetapi sudah merupakan rencana Tuhan dan beliau sangat menghormati kegiatan hari ini.

“Jadilah besar jangan ada perbedaan dan mengecilkan diri di antara orang-orang besar. Buatlah yang terbaik dan dukung program pembangunan di negara ini, khususnya di Kab. Mansinam Selatan, dukung pemerintah kita sehingga akan terwujud pembangunan dan kesejahteraan yang baik”, ungkap Pangdam.

Acara dilanjutkan dengan penyerahan 8 pucuk senjata oleh anak kandung Panglima Kasuari kepada Pangdam XVII/Cenderawasih. Adapun senjata yang diserahkan, antara lain :

- 2 pistol revolver
- 1 senjata double loop
- 1 Sks
- 1 senjata laras panjang M16 A1
- 3 senjata rakitan
- 1 butir munisi SP
- 14 butir munisi SS1 kaliber 5,56 mm
- 1 magazen SS1
- 1 munisi engkel lop

Kemudian ditutup dengan penandatanganan surat pernyataan yang ditandatangani oleh Beni Sayori, Yance Mandacan, Ajue Mandacan, Asper Mandacan dan Yohanes Biet (tokoh masyarakat setempat).

Dengan adanya kesadaran yang ditunjukan oleh masyarakat Kampung Asmuruf, diharapkan dapat lebih mendukung keutuhan NKRI kedepannya agar tercipta kedamaian dan kesejahteraan bagi masyarakat. Selain itu, dengan adanya penyerahan dan penandatanganan surat pernyataan kesetian tersebut dapat mengajak saudara-saudara kita yang masih berbeda paham dan mau kembali bersama-sama membangun Papua yang lebih maju, khususnya di Distrik Ransiki Kab. Mansel.

Acara penyerahan senjata tersebut berlangsung dengan suasana kekeluargaan, damai, aman dan terkendali. Acara berlangsung sejak Pukul 14.00 WIT hingga selesai dan dihadiri oleh ± 500 orang yang terdiri dari SKPD Kab. Mansel, tokoh Agama, tokoh adat dan masyarakat di Distrik Ransiki Kab. Mansinam Selatan.

Turut hadir dalam acara ini, Brigjen TNI Djoko Subandrio (Danrem 171/PVT), Kol. Inf Frengky E.R (Asops Kasdam XVII/Cenderawasih), Kolonel Inf. Ginting (Asintel Kasdam XVII/Cenderawasih), Letkol Arh. Rikas Hidayatullah (Kapendam XVII/Cenderawasih), Letkol Inf. Stevanus Satrio Ariwibowo (Dandim 1703/MKW) dan para tokoh masyarakat di Manokwari.

Sumber: kodam17cenderawasih

OPM MANOKWARI

Kasdam XVII/Cenderawasih
Jayapura - Kepala Staf Kodam XVII/Cenderawasih Brigjen TNI Hinsa Siburian memastikan ratusan orang pendukung kelompok Operasi Papua Merdeka (OPM) di Kampung Susmoruf, Distrik Ransiki, Kabupaten Manokwari Selatan, Papua Barat pada Sabtu (16/8) siang, menyatakan bergabung ke NKRI.

"Memang benar adanya penyerahan diri itu. Tidak ada yang rekayasa. Itu ada senjatanya dan ada foto-fotonya," kata Hinsa di Jayapura, Minggu (17/8), ketika dikonfirmasi terkait keraguan pihak tertentu terhadap informasi bergabungnya kelompok OPM dalam jumlah banyak itu.

Ia mengatakan, bergabungnya ratusan OPM itu langsung diterima oleh Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Christian Zebua, yang disaksikan langsung Caretaker Bupati Manokwari Selatan Eko Budianto, Danrem 171/PVT Brigjen TNI Djoko Subandrio dan Asintel Kolonel Arh Imanuel Ginting.

Dalam acara penyerahan diri itu, pimpinan OPM Yance Mandacan, Niko Aiba, dan Sayori menyerahkan delapan pucuk senjata organik dan rakitan.

"Jadi yang benar itu ada 700 OPM yang tinggal di kampung dan di hutan sana yang menyerahkan diri. Senjatanya itu delapan pucuk, tiga di antaranya rakitan dengan rincian dua revolver dan enam laras panjang," katanya.

Hinsa menyampaikan bahwa jika Yance, Niko dan Sayori merupakan kelompok OPM Kaswari I dan Kaswari II yang berjuang di hutan-hutan Manokwari, namun mereka merasa tidak ada perubahan sehingga menyatakan sikap untuk kembali kepangkuan NKRI guna mendapatkan sentuhan pembangunan di segala bidang. (red)


Kamis, 14 Agustus 2014

Pengibaran Bendera Raksasa di Puncak Gunung Pawa

Foto Ilustrasi (http://scoutaddictadventure.blogspot.com)
Bendera Merah Putih
Jayapura – Panglima Kodam XVII/Cenderawasih, Mayjen TNI Drs. Christian Zebua, M.M. melepas pasukan pengibar Bendera Merah Putih di Puncak Gunung Pawa, Distrik Muara Tami dalam rangka menyambut HUT Kemerdekaan RI ke-69,Kamis (14/8).

Acara pengibaran bendera Merah Putih raksasa ini bukanlah inisiatif TNI, melainkan masyarakat yang datang meminta kepada TNI untuk memberikan ijin memasang bendera Merah Putih, sehingga Pangdam XVII/Cenderawasih sengaja datang untuk menyerahkan langsung Bendera Merah Putih secara simbolis kepada masyarakat bersama dengan TNI. Masyarakatlah yang akan memasang Bendera Merah Putih di tempat tertinggi di Gunung Pawa tersebut. Bendera Merah Putih berukuran 8 x 6 meter ini merupakan lambang kedaulatan negara di wilayah perbatasan. Perjalanan untuk memasang Bendera Merah Putih raksasa tersebut akan memakan waktu kurang lebih tiga hari dua malam, dengan titik start perjalanan dari pos TNI AD di perbatasan RI-PNG.

Terdapat 50 masyarakat bersama personel TNI dan yang berpartisipasi serta 35 personel dari LMR-RI (Lembaga Missi Reclasseering-Republik Indonesia) yang akan melakukan perjalanan memasang Bendera Merah Putih di Puncak Gunung Pawa tersebut. Masyarakat menginginkan Bendera Merah Putih selalu berkibar di Puncak Gunung Pawa perbatasan RI-PNG yang masuk ke dalam wilayah NKRI di tanah Papua tersebut.

Selain itu, Pangdam juga menegaskan bahwa Indonesia telah merdeka dari Sabang sampai Merauke. Oleh karena itu harus bangga menjadi warga negara Indonesia, meskipun terdapat beberapa kelompok yang berseberangan. TNI tidak pernah menjadikan mereka sebagai musuh, apabila mereka ingin bergabung dengan NKRI, silahkan untuk membangun Papua ke depan yang lebih baik.

Turut hadir dalam kunjungan Pandam XVII/Cenderawasih tersebut Asops Kasdam XVII/Cenderawasih Kolonel Inf Frengky E. Riupassa, S. Sos, Danrem 172/PWY Kolonel Inf Tri Yuniarto, Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol Arh Rikas Hidayatulah, Dansatgas Pamtas Yonif 623/BWU Letkol Inf Singgih Pambudi, Wakil Bupati Kabupaten Keerom Muhammad Markum, Ketua LMR RI Provinsi Papua Imam Syafe’i, tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh agama dan tokoh daerah Distrik Muara Tami. (Cen)

Sumber: kodam17cenderawasih.mil.id

Satu Anggota KKB Perbatasan Nyatakan Setia Pada NKRI

Satu Anggota KKB Perbatasan Nyatakan Setia Pada NKRI
Stanis menandatangani pakta kesetiaan pada NKRI (foto: kodam)

Jayapura – Stanis Stanfa Chilong menyatakan sumpah setianya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) di hadapan Panglima Kodam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Drs. Christian Zebua, M.M di pos Pengamanan Skouw, Perbatasan RI-PNG, Kamis (14/8).

Pangdam XVII/Cenderawasih menyatakan bahwa masuknya Stanis adalah bukti bahwa keamanan di perbatasan, khususnya wilayah NKRI sudah aman dan kondusif. Pangdam juga menyambut dengan tangan terbuka kepada siapa pun yang hendak menyatakan keetiaannya kepada NKRI, terlebih harapannya adalah kepada masyarakat yang masih bergabung dengan KKB.

Stanis Stanfa ini adalah salah satu orang anggota Mathias Wenda yang ada di daerah Perbatasan RI-PNG. Stanis Stanfa yang berumur 74 tahun ini menyatakan kesetiaannya kepada NKRI didasari dengan niat yang tulus, kesadaran dan tanpa adanya paksaan dari pihak lain. Ia juga menyatakan bahwa dirinya masuk ke NKRI karena sudah enggan hidup di perbatasan PNG karena kehidupan disana jauh dari nyaman dan jauh dari kesejahteraan.

Sebelumnya, Stanis Stanfa telah tinggal di Muara Tami, Indonesia selama 10 tahun terakhir ini dan sudah membuat kebun dengan baik. Bahkan 12 anak dan cucunya yang ada di PNG nantinya akan dibawa untuk tinggal di wilayah Indonesia karena kehidupan bisa menjadi lebih baik. Untuk saat ini hanya Stanis saja yang menyatakan masuk ke NKRI dan pada waktu dekat akan membawa keluarganya.

Selain alasan Stanis bergabung karena kehidupan di perbatasan PNG jauh dari nyaman dan sejahtera, ia juga menyatakan bahwa terdapat kepala OPM yang bernama Mathias Wenda. Sudah banyak orang yang membuat masalah di perbatasan dan lari ke PNG. Stanis juga menginginkan agar ada surat perjanjian antara RI dan PNG agar dapat bekerjasama untuk menangkap orang-orang yang selalu membuat masalah, onar dan mengganggu masyarakat supaya keamanan masyarakat terjamin.

Pangdam XVII/Cenderawasih telah melakukan kunjungan ke perbatasan RI-PNG bersama dengan para tokoh Pemerintah, tokoh adat, tokoh perempuan dan tokoh masyarakat guna melakukan dialog untuk bersama-sama menjaga keamanan di daerah perbatasan. (red)

Sumber: Cenderawasih Pos

Selasa, 12 Agustus 2014

MANTAN TOKOH OPM DAPAT PENGHARGAAN DARI PRESIDEN SBY

Presiden SBY
Jayapura - Enam putra terbaik Papua akan mendapat penghargaan dari Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono dalam rangka HUT Kemerdekaan RI ke-69 tahun 2014. Mereka adalah mantan tokoh Organisasi Papua Merdeka (OPM). 

Tiga nama yang akan mendapat penghargaan tertinggi berupa Bintang Jasa Nararya itu adalah Ondofolo Franzalbert Yoku ( Mantan Moderator Urusan Luar Negeri), Nicolaas Jouwe dan Nicholas Simione Messet.

Franzalbert Yoku yang ditemui di Jayapura, Selasa (12/8/2014) mengemukakan, penganugerahan penghargaan tertinggi jenis Bintang Mahaputera Utama dan Bintang Jasa Nararya itu akan dilakukan bersamaan dengan Perayaan HUT Kemerdekaan RI ke-69 di Istana Negara Jakarta. Penghargaan akan diberikan langsung oleh Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono, Rabu, 13 Agustus 2014.

Bintang Jasa Nararya, merupakan penganugerahan tanda kehormatan Republik Indonesia atas jasa luar biasa di berbagai bidang yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan serta kemakmuran bangsa dan negara. Secara khusus di Papua di mana sejak tahun 2007 Ondofolo Franzalbert Joku, Nicholas Simione Messet, dll mewakili pemerintah menjalankan diplomasi luar negeri di dunia secara intensif khususnya menyangkut isu Papua.

Delapan tahun lalu, tepatnya Januari 2006 pemerintah Papua New Guinea (PNG) pernah menganugerahi sebuah Bintang Kehormatan “Officer of the Order of Logohu” kepada Ondofolo Franzalbert Joku sebagai rekognisi atas jasa-jasa, prestasi dan pengabdian di bidang Journalistic, Politik dan Pemerintahan. Kedua selaku moderator PDP untuk pertama kali dalam sejarah mencapai tingkat internasional yang belum pernah dialami gerakan Papua Merdeka sebelumnya. 

Ada enam orang dari Papua yang masuk dalam daftar penganugerahan, di mana 5 orang menerima Bintang Jasa Nararya dan 1 orang menerima Bintang Mahaputra Utama. Berikut nama para penertima penghargaan yang berasal dari Papua

1. Abraham Ataruri, Gubernur Papua Barat (Bintang Mahaputra Utama)

2. Ondofolo Franzalbert Joku, mantan moderator urusan luar negeri (Bintang Jasa Nararya)

3. Pdt. Lipiyus Biniluk, Komisaris Bank Papua dan Ketua Persekutuan Gereja-Gereja Kristen se-Papua (Bintang Jasa Nararya)

4. Nicolaas Jouwe (Bintang Jasa Nararya)

5. Constant Karma, mantan Wakil Gubernur dan Sekretaris Daerah Papua (Bintang Jasa Nararya)

6. Nicholas Simione Messet (Bintang Jasa Nararya).

sumber: detik.com

SAMBUT HUT RI, PEMDA PANIAI GELAR LOMBA YOSPAN

Ilustrasi Tarian Yospan (Foto: log.viva.co.id)
Tari Yospan
Paniai (11/8) – Dalam rangka menyambut HUT RI ke-69 pada 17 Agustus 2014, pemerintah daerah (Pemda) Kabupaten Paniai gelar lomba Tarian Yosim Pancar (Yospan) yang diikuti lima grup Yospan.

“Peserta yang ikut itu dari RSUD Paniai, Polres Paniai, Pemuda Gereja Betlehem Madi Paniai, Remaja SMP N 1 Paniai dan Remaja Sekertariat Kabupaten Paniai,” kata Marike Kayame, Koodinator lomba melalui telepon selulernya, Minggu (10/8).

Menurut Marike yang juga Sekretaris Dinas Koperasi Kabupaten Paniai, kegiatan lomba Yospan dalam rangka penyambutan HUT RI ini terbagi dalam dua kategori, yaitu remaja dan umum, di mana kegiatan seperti ini rutin dilakukan setiap tahun dalam rangka tujuh belasan.

Marike berharap, setiap peserta grup yang mengikuti lomba akan diseleksi dan yang terpilih akan direkrut ke dalam grup kesenian Kabupaten Paniai untuk mewakili Kabupaten Paniai di ajang-ajang pertandingan tingkat provinsi nantinya. Terkait pendanaan, berasal dari dana Panitia HUT RI Ke-69 Kabupaten Paniai.

Masih terkait HUT RI Ke-69 di Kabupaten Paniai, Mince Youw, salah satu panitia mengatakan, selain kegiatan Yospan ada juga kegiatan lain yang dilombakan. Seperti perlombaan gerak jalan, pertandingan bola volly, lomba lari lima kilo meter dan beberapa perlombaan lainnya.

“Saya berharap, kegiatan berlangsung aman dan damai tanpa gangguan apapun. Tidak ada yang rusuh dan konflik. Mari kita jaga keamanan sama-sama,” ungkap Mince melalui telepon selulernya, Minggu (10/8) malam.

Minggu, 10 Agustus 2014

SIKAP KELOMPOK LANNY JAYA

Anggota Polres Lanny Jaya, Brigadir Polisi, Ronald Ohee (Jubi/Indrayadi TH)
Brigpol Ronald Ohee (sumber: tabloidjubi.com)
Jayapura, (8/8) – Brigadir Polisi (Brigpol) Ronald Ohee, anggota Polres Lanny Jaya yang juga saksi mata penembakan disertai pembantaian terhadap rekannya, Senin (28/7) lalu tidak bisa menyembunyikan kegundahannya. Ia masih ingat betul peristiwa yang merenggut nyawa rekannya yang dilakukan Kelompok Sipil Bersenjata (KSB) di Lanny Jaya, beberapa waktu lalu. Menurut Brigpol Ronald Ohee, tindakan KSB itu sangat sadistis dan tidak manusiawi.

“Mereka membunuh rekan kami dengan cara yang tidak bererkemanusiaan. Setelah diberondong dengan tembakan, saya melihat dengan mata saya sendiri, mereka memotong seluruh jari tangan, telinga kanan kiri, dan hidung rekan kami Yoga,” kata Ronald Ohee dengan mata berkaca-kaca, Jumat (8/8).

Peristiwa itu terjadi saat Ronald dan lima rekannya sedang melakukan patroli. Ronald tidak menduga kelompok bersenjata sudah memantau mobil mereka dari atas gunung. Di saat ia dan rekan-rekannya melalui jalan tersebut, tiba-tiba kelompok bersenjata memberondong mereka. Petaka pun datang secara mendadak tanpa diduga.

“Mereka menembak kami berenam. Kami tidak ada kesempatan untuk membalas tembakan,” tuturnya.

Ronald mengaku, saat peristiwa itu terjadi,Kampung Nambume, Distrik Pirime saat itu disinari matahari dengan hembusan hawa dingin alamnya, dari situasi menegangkan itu membuat seluruh anggota panik. Ronald bersama tiga rekannya berhasil lompat keluar dari mobil meninggalkan dua rekannya yang masih berada di dalam roda empat tersebut.

“Rekan kami yang tinggal di mobil, akhirnya kena rentetan tembakan dari kelompok bersenjata,” kata Ronald yang saat ini masih trauma jika mengingat kejadian tersebut.

Dia bersama tiga rekannya berhasil melompat ke jurang. Setelah beberapa menit dirinya melompat, ia menoleh ke arah mobil. Ronald melihat sopir sudah keluar dari mobil dan jatuh ke jurang. Entah apa yang yang ada di pikiran kelompok bersenjata itu, mereka kembali turun ke jurang untuk melihat rekan kami Yoga. Mereka kemudian mengambil rekan kami, lalu membantai rekan kami.

“Saat rekan kami dibantai seperti itu, saya sempat marah, tetapi saya tidak bisa berbuat apa-apa. Saya saat itu dalam keadaan takut, karena jumlah mereka banyak,” tuturnya.

Menurut Ronald ia hanya bisa melihat rekannya mengalami nasib tragis dari kejauhan tanpa mampu memberi pertolongan. Maklum, jumlah kelompok bersenjata sangat banyak, mencapai sekitar 80 hingga 100-an orang. Mereka bersenjata organik dan rakitan menyisir ke arah jurang.“Kami lari ke arah hutan tercerai berai. Saya bersama Alex Numberi, Malcon, dan Valdo berlari ke hutan untuk menyelematkan diri. Kami tidak tahu mau buat apa lagi. Yang terlintas di pikiran kami hanya lari menjauh dari tempat itu. Saat itu saya pegang senjata, sedangkan Alex tidak,” kata Ronald. (red)

Sumber: tabloidjubi

SEJUMLAH KAPAL ASING AKAN RAMAIKAN SAIL RAJA AMPAT

Pesona Raja Ampat
Jayapura, (10/8) – Sejumlah kapal negara sahabat dikabarkan akan memeriahkan parade dalam ajang Sail Raja Ampat, Papua Barat, 23 Agustus mendatang.

Komandan Lantamal X Jayapura, Brigadir Jenderal (Mar) Gatot Triswanto mengatakan, persiapan Sail Raja Ampat sudah mencapai 90 persen. Nantinya akan ada 20 kapal yang melakukan parade.

“Sejumlah kapal yang akan melakukan parade adalah kapal asing dari sejumlah ASEAN dan non ASEAN yakni Malaysia, Filipina, Singapura, Brunai Darussalam, Korea Selatan dan Amerika. Namun baru Australia dan Amerika yang menyatakan kesiapannya,” kata Gatot, Minggu (10/8).

Dikatakan, rencananya Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono akan hadir dan menginap di Ibukota Kabupaten Raja Ampat, Waisai bersama sejumlah rombongan kenegaraan.

“Keesokan harinya akan melakukan peresmian tugu masuknya Injil di Pulau Mansinam, Manokwari-Papua Barat. Selain itu kegiatan Sail Raja Ampat 2014 melibatkan beberapa Kementerian dan Lembaga sebagai anggota panitia, antara lain Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Pertahanan,TNI, serta pemerintah provinsi, kabupaten dan kota,” ujarnya.

Pihak Polda Papua renacananya mengerahkan 700 an polisi untuk mengamankan Sail Raja Ampat. Kapolda Papua, Brigadir Jenderal (Pol) Yotje Mende mengatakan pergeseran pasukan akan dilakukan H-7.

“Sejumlah pasukan berasal dari Polres Raja Ampat, Manokwari dan Sorong. Tidak ada pergeseran pasukan dari Polda Papua. Semua anggota yang dikerahkan dalam pengamanan ini berasal dari Polres Raja Ampat, Sorong dan Manokwari,” kata Yotje.Sail Raja Ampat merupakan sail yang ke-6 kalinya diselenggarakan di Indonesia setelah Sail Bunaken (2009), Sail Banda (2010), Sail Wakatobi Belitung (2011), Sail Morotai (2012), serta Sail Komodo di Nusa Tenggara Timur (2013).

Sumber: Tabloidjubi