PAPUA INDAH DAN DAMAI

Menyuarakan kedamaian dan keindahan bumi Papua untuk bangsa ini...

Tanahku Papua

Papua, Indonesia kecilku...

Jayapura City

...ibukota Papua yang memikat di malam hari...

Festival Lembah Baliem

budaya luhur suku Dani, Lani, dan Yali sebagai lambang kesuburan dan kesejahteraan

Cenderawasih

burung khas Papua sebagai 'bird of Paradise'

Tawa Papua

potret dari keceriaan anak-anak di Papua

Raja Ampat

gugusan pulau yang indah dan exotic

Halaman

Jumat, 12 Desember 2014

NEW CALEDONIA AJAK INDONESIA KERJA SAMA MARITIM DAN PENANGGULANGAN BENCANA

Brigadir Jenderal Luc de Revel bersama Konjen Widyarka
New Caledonia - Bukan kali pertama ini New Caledonia membina suatu hubungan baik dengan Indonesia. Sebelumnya New Caledonia sebagai negara yang tergabung dalam Melanesian Sparehead Group (MSG), pernah terlibat dalam suatu kunjungan ekonomi dan budaya ke Indonesia sebagai sesama negara yang memiliki rumpun Melanesia. 

Pengalaman panjang Indonesia dalam penanganan masalah kemanusiaan dan bencana alam juga diakui oleh negara kecil di lautan Pasifik seperti New Caledonia ini, dan mengajak Indonesia untuk bergabung dalam latihan bersama.

"Partisipasi Indonesia dalam latihan gabungan operasi bantuan kemanusiaan Croix du Sud (Bintang Pari) di masa mendatang akan menjadi hal yang penting. Indonesia dapat memulainya dengan menjadi observer, atau langsung terlibat dalam latihan gabungan ini," ujar Brigadir Jenderal Luc de Revel saat berbincang dengan Konjen RI Noumea, Widyarka Ryananta di markas Angkatan Bersenjata Prancis New Caledonia, Kamis waktu setempat, (11/12/2014).

Tawaran untuk melakukan latihan gabungan Angkatan Bersenjata oleh Konjen Widyarka akan diteruskan kepada pemerintah Indonesia untuk mendapat pertimbangan. Mengingat Indonesia adalah salah satu negara yang rawan bencana, latihan gabungan tersebut dipandang sebagai suatu langkah preventif dalam menghadapinya. 

"Hal ini juga sejalan dengan kebijakan Presiden Joko Widodo untuk menjalin kerja sama maritim dengan negara-negara kepulauan di kawasan," kata Widyarka.

Croix du Sud diawali dengan penandatangan FRANZ (France, Australia & New Zealand) Agreement pada tahun 1992. Dalam pelaksanaanya, Croix du Sud ditujukan untuk melakukan operasi bantuan kemanusiaan, termasuk evakuasi di wilayah Pasifik Selatan jika terjadi bencana alam. Latihan yang dilaksanakan setiap dua tahun sekali ini diikuti oleh beberapa negara di kawasan perairan Pasifik, di antaranya Perancis (New Caledonia), Australia, Selandia Baru, Papua Nugini, Tonga dan Vanuatu. 

Kemudian pada tahun 2012, untuk pertama kalinya pasukan militer dari wilayah non Pasifik seperti Kanada, Inggris, Amerika Serikat dan Jepang turut serta dalam latihan gabungan Croix du Sud di New Caledonia.

Brigadir Jenderal Revel mengungkapkan, meskipun saat ini Indonesia belum memiliki hubungan kerja sama secara langsung dengan New Caledonia, namun penting baginya untuk melakukan pendekatan dengan pemerintah Indonesia terutama dalam bidang pertahanan. (red)

Rabu, 10 Desember 2014

KATA KSAD TENTANG PANIAI

Jakarta - Menyikapi permasalahan yang terjadi di Paniai, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menduga ada tembakan dari atas bukit Gunung Merah dalam kerusuhan yang terjadi di Lapangan Suharto, Kabupaten Paniai, Papua, yang menewaskan empat orang warga sipil. KSAD menduga ada taktik bebek dalam insiden berdarah itu.

"Kebetulan pas kemarin rapat di Menko Polhukam, di sana (lokasi bentrokan) itu ada semacam taktik bebek namanya. Taktik bebek itu, rakyat dikedepankan dan dari belakang ada tembakan. Jadi kita lihat di sananya, bagaimana kejadiannya," kata Gatot, saat pelepasan 1.169 Satgas Kontingen Garuda (Konga) 'United Nations Interim Force in Lebanon' (UNIFIL) untuk misi perdamaian PBB di Lebanon di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (10/12).

KSAD mengaku, tidak mengetahui secara pasti dari mana sumber letusan senjata tersebut, mengingat tidak ada pasukan di atas bukit Gunung Merah tersebut.

"Kebetulan saya mendengar dari Panglima TNI dan Kapolri, dan serta Polda dan Kodam juga. Sebelumnya dari atas bukit itu sudah ada tembakan juga. Di bawahnya itu kan ada Koramil dan Polsek. Hal itu yang perlu kita cek kebenarannya," ucapnya.

Disinggung apakah ada keterlibatan kelompok bersenjata, Gatot tidak memungkiri hal tersebut. 

"Kalau di atas bukit ada tembakan, sedangkan TNI tidak ada dan polisi tidak ada di situ. Jadi siapa itu. Nah itu saja," tegasnya.

Menurut Gatot, apa yang terjadi di Papua, tidak bisa dilepaskan dari tanggal 1 Desember (HUT OPM). Namun demikian, untuk mengungkap peristiwa yang sebenarnya Asintel dan Ditserse Polda Metro sudah ke Papua. Selanjutnya, mereka akan membuat laporan.

"Jadi mereka nanti yang melaporkan kepada Panglima TNI dan Kapolri. Saya hanya mengirim pasukan saja di sana untuk melakukan investigasi," tutur Gatot.

Dalam peristiwa itu, sedikitnya 4 warga tewas. Mereka adalah Yulian Yeimo (16), Simon Degey (17), Alfius Gobay (17) dan Alfius Youw (17). Gatot mengaku, sudah menggelar rapat dengan Menko Polhukam Tedjo Eddy Pudjijanto. Para pelaku diduga memanfaatkan warga sebagai tameng untuk menyerang TNI-Polri.

Senada dengan KSAD, secara terpisah salah satu aktivis HAM Papua, Yohanes Douw mengatakan, korban yang tewas tertembak belum bisa dipastikan pelakunya. Hal ini dikarenakan memang di wilayah Paniai juga terdapat kelompok bersenjata.

“Penembakan terjadi di depan lapangan Soeharto Enarotali. Luka tembak di perut. Peluru masih dalam tubuh. Ada 22 korban luka ringan yang kakinya tertembus peluru,” kata Douw via teleponnya, Senin (8/12).

PERNYATAAN MENKO POLHUKAM TENTANG PANIAI

Menko Polhukam Tedjo Edhy. MI/Panca Syurkani
Menko Polhukam (red)

Jakarta - Menko Polhukam Tedjo Edhi Purdjiatno tidak mau aparat keamanan terus-menerus disalahkan dalam kasus kerusuhan di Papua. Menurutnya, selalu ada kemungkinan ada pihak ketiga yang terlibat, seperti kasus di Paniai.

Menurut laporan sementara hasil investigasi, ada peluru yang tidak mungkin datang dari arah aparat di lapangan. Temuan itu kini sedang didalami.

"Menurut KSAD ada tembakan dari atas, ini perlu dilihat," ujar Tedjo di Bandara Halim Perdanakusumah, Jakarta Timur, Rabu (10/12/2014).

Bila melihat kondisi di lapangan saat terjadinya bentrok, peluru yang aparat lepaskan pasti datangnya dari arah samping korban. Tidak mungkin peluru datang dari atas sebab posisi aparat dan korban sejajar.

"Pasti akan ada investigasi dari mana pelurunya," sambungnya kepada pers yang mencegatnya usai melepas Presiden Jokowi bertolak ke Korea.

Tedjo juga memastikan kondisi saat ini di Paniai, Papua, sudah kembali kondusif. Panglima TNI melaporkan sudah ada upaya-upaya pendekatan dengan keluarga para korban untuk menyelesaikan kasus dengan cara terbaik.

"Penyelesaiannya dengan acara adat, misalnya dengan membakar batu itu. Kami akan selesaikan masalah ini dengan sebaik-baiknya. Jangan terus salahkan aparat," imbuhnya.

Sebelumnya, pada Minggu (7/12/2014), terjadi bentrok antara warga dan aparat keamanan di Paniai. Akibatnya, beberapa orang tewas tertembus timah panas. (red)

Selasa, 09 Desember 2014

POLRI TUDING ADA DALANG RUSUH PANIAI

Keterangan Pers Kombes Pudjo (red)
Jayapura – Pihak kepolisian belum bisa memastikan penyebab kabar tewasnya empat orang warga Kabupaten Paniai, Papua ketika terjadi kerusuhan di wilayah itu, Senin (8/12) pagi.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Papua, Kombes (Pol) Sulistyo Pudjo mengatakan, informasi yang beredar ada empat warga setempat yang belum diketahui identitasnya, tewas akibat terkena tembakan.

“Tapi belum bisa dipastikan. Apakah benar terkena tembakan atau apa, karena sempat terjadi baku pukul antar warga di sekitar area pohon Natal, Enarotali sekira pukul 20.00 WIT. Waktu itu sempat terdengar suara tembakan. Kalaupun kena tembakan harus dilakukan otopsi untuk memastikan itu pelurunya dari senjata siapa,” kata Kombes (Pol) Pudjo, Senin (8/12) petang.

Menurutnya, kerusuhan di wilayah itu berawal dari salah paham antar masyarakat di Pondok Natal, Gunung Merah. Kala itu, seorang pengendara motor melintas tanpa menyalakan lampu kendaraannya, Minggu (7/12) sekira pukul 20.00 WIT. Warga yang di lokasi kemudian meneriaki yang bersangkutan.

“Orang tersebut mengancam masyarakat yang ada di situ. Dia kemudian kembali lagi membawa sekitar delapan orang rekannya. Terjadilah baku pukul dengan kurang lebih lima orang yang ada di situ,” ucapnya.

Dikatakan, ketika terjadi perkelehian, terdengar suara tembakan. Namun ia tak bisa memastikan siapa yang mengeluarkan tembakan. Pada Senin (8/12) sekira pukul 02.30 WIT, terjadi kebakaran di Kantor KPU Paniai. Meski api bisa dipadamkan, namun kerusakan cukup banyak.

“Senin (8/12) sekitar pukul 08.00 WIT warga memalang kantor KPU yang terbakar. Polisi lalu bernegosiasi untuk membuka palang. Namun ketika sedang bernegosiasi, terdengar rentetan tembakan dari arah gunung. Tidak diketahui siapa yang mengeluarkan tembakan,” ucapnya.

Dikatakan, pasca suara tembakan itu, ratusan masyarakat dari arah gunung menyerang Koramil Enarotali. Tiga anggota TNI yang berjaga di Koramil setempat mengalami luka akibat lemparan batu dan terkena panah. Namun belum diketahui identitas korban.

“Usai menyerang markas Koramil, massa kemudian menuju markas Polsek Kota Paniai Timur, yang berjarak kurang lebih 200 meter dari Koramil. Tiga anggota Polsek juga mengalami luka parah. Aparat yang terluka di markas Polsek dan Koramil sampai kini belum dievakuasi, karena belum bisa tembus. Massa menguasai lokasi,” katanya.

Katanya, kini polisi menyelidiki siapa aktor di balik pembakaran kantor KPU, dan penyerangan Koramil dan Polsek setempat. Ia menduga ada dalang utama di balik itu. Pudjo juga meminta warga dan aparat TNI serta Polri di Paniai menahan diri dan tidak terprovokasi.

“Insiden Paniai merupakan bentuk provokasi yang direncanakan orang tak bertanggung jawab. Namun kami belum bisa pastikan siapa orang tersebut. Masih diselidiki. Situasi di sana masih mencekam,” ucapnya.

Sementara salah satu aktivis HAM Papua, Yohanes Douw mengatakan, korban tewas berjumlah lima orang yakni Habakuk Degei, Bertus Gobay, Neles Gobay, Yopianus Gobay dan Yulianus Yeimo. Ia menduga, pelaku penembakan adalah aparat gabungan TNI/Polri. Namun ini hanyalah dugaan dan ia belum bisa memastikan para pelaku penyebab tewasnya warga Paniai tersebut, karena memang di wilayah ini juga terdapat kelompok bersenjata.

“Penembakan terjadi di depan lapangan Soeharto Enarotali. Luka tembak di perut. Peluru masih dalam tubuh. Ada 22 korban luka ringan yang kakinya tertembus peluru,” kata Douw via teleponnya, Senin (8/12).

Hingga kini informasi yang beredar di masyarakat dan awak media masih simpang siur. Belum ada infomasi pasti jumlah korban tewas dan luka serta penyebab awal terjadinya rusuh itu. Sejumlah pihak memberikan informasi dan data yang berbeda sesuai versi mereka. (red)

PANIAI RUSUH DAN WARGA TEWAS TERTEMBAK

Wadir Intelkam Polda dan Asintel Kodam/XVII Cenderawasih tiba di Paniai
Bupati Paniai datang menenangkan massa yang terprovokasi OTK (red)

Paniai - Situasi keamanan di kota Enarotali, Paniai, Papua memanas. 4 Warga tertembak dan 13 luka berat dirawat di RSUD Madi, Enarotali.

Pihak Polda Papua melalui Kabid Humasnya membenarkan hal tersebut. Pudjo menjelaskan, kejadian bermula saat seseorang berkendara tanpa lampu, Minggu (7/12) malam. Ia ditegur warga dan marah. Tak lama berselang, orang itu datang bersama teman-temannya dan berkelahi dengan masyarakat.

"Di lokasi tersebut sempat terjadi penembakan 3 kali oleh kelompok yang baru datang," jelas Pudjo.

Peristiwa itu berlanjut pada pukul 02.30 WIT. KPUD Paniai dibakar oleh sekelompok massa. Pelaku belum diketahui. Pagi harinya, terdengar rentetan tembakan. Anggota polisi yang berjaga di sekitar lokasi, mundur ke Polsek dan Polres. Ratusan orang kemudian menyerbu Koramil Paniai dan Polsek Paniai Timur.

"Saat terjadi hujan batu dan panah. 3 anggota Polsek luka dan 3 anggota Koramil luka 3 mobil masyarakat dan 1 mobil TNI rusak berat, kaca-kaca Polsek dan Koramil hancur," kata Pudjo. 

Dari informasi yang disampaikan Ketua LMA Paniai, Jhon Gobay, kejadian itu berimbas dari pemukulan 1 warga sipil oleh OTK hingga pingsan pada malam harinya. Kemudian pagi harinya sekitar pukul 10.00 Wit, ratusan orang menyerang Polsek setempat.

"Saat itulah terjadi penembakan terhadap 4 warga sipil oleh OTK, yakni Habakuk Degei, Neles Gobay, Bertus Gobai, dan Apinus Gobai tewas. Penembak tidak kita ketahui karena berasal dari Gunung Merah. 13 orang yang terluka sekarang masih dalam RSUD Paniai," kata Jhon Gobay. (red)

TIMSUS GABUNGAN TNI/POLRI TEMUKAN KEMBALI PISTOL TNI AU


Jumpa Pers perwakilan TNI/Polri oleh Kabid Humas Polda (red)
Jayapura - Tim Khusus (Timsus) Gabungan TNI/Polri di Papua, telah menemukan kembali tiga pucuk senjata api jenis pistol milik TNI AU yang hilang di kawasan wisata Gunung Cycloop, Kali Kemiri, Sentani, Kabupaten Jayapura. 

Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pudjo, Selasa (09/11), mengatakan bahwa senjata api milik anggota TNI AU itu diambil Yopi Gombo (20 thn) pada 15 November lalu, saat ketiga anggota TNI-AU sedang berekreasi. Selanjutnya senpi tersebut diserahkan tersangka kepada Yoam Gombo (55 thn).

"Saat berekreasi, senjata api laras pendek jenis pistol yang disimpan di dalam tas ditaruh di atas batu, namun tak beberapa lama kemudian tas beserta isinya hilang," kata Kombes Pudjo. 

Dikatakan, ketiga senpi itu milik anggota satuan tugas (Satgas) yang bertugas di Lanud Jayapura di Sentani. Selain menangkap pelaku pencuri tas berisi Senpi milik anggota TNI AU, polisi juga menangkap empat orang yang menerima Handphone hasil curian Gombo. 

"Saat ini tersangka bersama barang bukti sudah diamankan di Mapolda Papua," terang Kombes Pudjo. 

Sebelumnya ada laporan kasus hilangnya tiga pucuk senjata api milik anggota TNI AU diduga dicuri orang tak dikenal saat berada di kawasan Permandian Cycloop, Sentani. 

Tiga pucuk senpi laras pendek itu dilaporkan hilang, Sabtu (15/11) bersama telepon genggam milik anggota TNI AU yang disimpan di dalam tiga buah tas berbeda. Hilangnya ketiga pucuk senpi itu berawal saat tiga anggota TNI-AU yang berasal dari Skuadron Udara 4 Lanud Abdulrachman Saleh, Malang, berkunjung ke lokasi pemandian di kawasan Gunung Cycloop. 

Saat berfoto tanpa disadari tas yang berisi tiga pucuk senjata dan berbagai barang pribadi ketiga anggota yakni Lettu Pnb YG, Kapten Pnb DM dan Lettu CD hilang. (red)

Sejumlah barang bukti yang digelar

Selasa, 02 Desember 2014

ADA APA DENGAN 1 DESEMBER?

Perayaan 1 Desember di Vanuatu hanya dihadiri puluhan orang (red)
Jayapura - Tanggal 1 Desember oleh sebagian orang di Papua diganggap sebagai hari yang sakral sebagai hari ulang tahun. Kegiatan diadakan untuk memperingatinya, meski secara tertutup. Bahkan kegiatan tersebut dilakukan dalam bentuk kampanye Papua Barat di negara Vanuatu.

Sementara dalam wawancara dengan bbc.co.uk, Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi mengatakan, pemerintah Indonesia tidak khawatir dengan kampanye-kampanye untuk memisahkan Papua dari Indonesia tersebut.

“Apa yang dilakukan mereka adalah apa yang biasa mereka lakukan setiap tahun. Kadang-kadang apa yang mereka lakukan misalnya seperti sesuatu yang sangat besar, tapi sebenarnya tidak.”

Hal ini ditegaskan pula oleh Menlu RI bahwa kegiatan yang dilakukan oleh segelintir orang tersebut tidaklah sebesar yang mereka gambarkan.

“Saya berada di KBRI Den Haag sebelumnya, jadi saya bisa memantau dari dekat. Gerakan-gerakan yang mereka lakukan sebenarnya tidak sebesar apa yang mereka gambarkan." 

Pemerintah RI disebutkan oleh Menlu saat ini fokus dalam hal pembangunan di Papua dan mengharapkan kerja sama seluruh masyarakat Papua dalam memajukan Papua.

"Sementara itu apa yang dilakukan pemerintah Indonesia lebih terfokus pada pembangunan di Papua. Papua adalah bagian dari Indonesia. Orang Papua adalah bagian dari bangsa Indonesia,” kata Menlu. (red)