PAPUA INDAH DAN DAMAI

Menyuarakan kedamaian dan keindahan bumi Papua untuk bangsa ini...

Tanahku Papua

Papua, Indonesia kecilku...

Jayapura City

...ibukota Papua yang memikat di malam hari...

Festival Lembah Baliem

budaya luhur suku Dani, Lani, dan Yali sebagai lambang kesuburan dan kesejahteraan

Cenderawasih

burung khas Papua sebagai 'bird of Paradise'

Tawa Papua

potret dari keceriaan anak-anak di Papua

Raja Ampat

gugusan pulau yang indah dan exotic

Halaman

Senin, 23 Desember 2013

PAHLAWAN NASIONAL ASAL PAPUA


Pahlawan Nasional

Bangsa yang besar adalah bangsa yang mau mengenang dan menghargai jasa-jasa para pahlawannya. Ungkapan inilah yang selalu dikatakan jika menjelang hari pahlawan yang selalu diperingati setiap tanggal 10 Nopember.

Banyak pemuda modern saat ini lupa akan hal itu, mereka terlalu sibuk dengan teknologi yang berkembang dengan pesat saat ini. Ditambah lagi usaha-usaha pengaburan sejarah Papua oleh segelintir orang yang berkeinginan memisahkan Papua dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Sesuai tujuan yang telah dijelaskan tadi, “agar kita dapat menjadi bangsa yang besar”, marilah kita bersama-sama mengenal pahlawan nasional Indonesia khususnya yang berasal dari Papua. Inilah keempat pahlawan nasional Indonesia yang berasal dari Papua:

1. Marthen Indey (lahir di Doromena, Jayapura, Papua, 14 Maret 1912 dan meninggal di Doromena, Jayapura, Papua, 17 Juli 1986 pada umur 74 tahun) pada bulan Oktober 1946 beliau menjadi ketua PIM (Partai Indonesia Merdeka) dan bersama 12 kepala suku lainnya menyampaikan protes kepada pemerintah Belanda yang berusaha memisahkan Irian Barat dari Republik Indonesia. Pada bulan Januari 1962, ia menyusun kekuatan gerilya dan membantu menyelamatkan beberapa anggota RPKAD yang didaratkan di Irian Jaya selama Trikora.

2. Silas Papare (lahir di Serui, Papua, 18 Desember 1918 meninggal di Serui, Papua, 7 Maret 1973 pada umur 54 tahun) adalah seorang pejuang penyatuan Irian Jaya (Papua) ke dalam wilayah Indonesia. Pada bulan Oktober 1949, beliau mendirikan Badan Perjuangan Irian di Yogyakarta dalam rangka membantu pemerintah Republik Indonesia untuk memasukkan wilayah Irian Barat ke dalam wilayah RI.

3. Frans Kaisiepo (lahir di Wardo, Biak, Papua, 10 Oktober 1921 meninggal di Jayapura, Papua, 10 April 1979 pada umur 57 tahun) terlibat dalam Konferensi Malino tahun 1946 yang membicarakan mengenai pembentukan Republik Indonesia Serikat sebagai wakil dari Papua. Ia mengusulkan nama Irian, kata dalam bahasa Biak yang berarti beruap.
4. Mayor TNI Johannes Abraham Dimara (lahir di Korem, Biak Utara, Papua, 16 April 1916 meninggal di Jakarta, 20 Oktober 2000 pada umur 84 tahun) turut menyerukan seluruh masyarakat di wilayah Irian Barat supaya mendukung penyatuan wilayah Irian Barat ke dalam pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia pada tahun 1962.

Itulah keempat Pahlawan Nasional yang berasal dari Papua yang patut kita kenang dan kita hargai jasa-jasanya karena telah berjuang mempertahankan Indonesia dari penjajahan Belanda, khususnya di Papua.




Kamis, 19 Desember 2013

KEUNIKAN KOTA JAYAPURA


Kota Jayapura 
Jayapura merupakan ibu kota Provinsi Papua, sebuah kota yang terletak di ujung paling timur Indonesia ini menyimpan beberapa keunikan yang tidak kita jumpai di kota-kota lain di Indonesia. Berikut ini adalah hal-hal unik dan patut Anda perhatikan jika berkunjung ke Jayapura.

1. Dilarang Makan Pinang

Jika di setiap sudut kota besar kita selalu melihat tulisan atau simbol dilarang merokok, lain halnya di Jayapura. Bukan bermaksud menyebutkan bahwa tanda larangan merokok itu tidak ada, tetapi ada keunikan tersendiri di Jayapura. Tanda larangan merokok tersebut selalu bersandingan dengan tanda larangan makan pinang. Hal ini dikarenakan kebiasaan masyarakat Jayapura yang sering makan buah pinang yang dicampur dengan batang sirih dan kapur, di mana mereka meyakini akan menyebabkan gigi kuat kelak. Dan larangan ini lebih kepada larangan agar tidak memakan dan membuang sisa pinang tersebut sembarangan, terutama di tempat umum.

2.    Taksi kota
Banyak perantau dari Jawa dan Sulawesi bingung jika dijelaskan tentang angkutan kota yang ada di Kota Jayapura. Bagaimana tidak, angkutan kota yang secara umum disebut “Angkot” di daerah lain tidak sama dengan penyebutan masyarakat Jayapura. Masyarakat setempat menyebutnya dengan “Taksi” yang kenyataannya adalah angkutan kota.

3.    Depan Ada
“Kiri bang” . . . begitu lah umumnya di daerah Jawa untuk menghentikan angkutan umum atau memberitahu supir bahwa kita sudah sampai tujuan. Lain halnya di Jayapura, ungkapan itu tidak berlaku. Masyarakat Kota Jayapura menggunakan kata “Depan” atau “Depan Ada” untuk memberitahu supir bahwa kita telah sampai di tempat tujuan.

4.    Nasi Kuning
Setiap daerah di Indonesia pada umumnya selalu memiliki makanan khas yang sering disebut “wisata kuliner” bagi para pecinta makanan. Di jayapura memiliki keunikan tersendiri yaitu Nasi Kuning. Nasi kuning yang biasa dibuat untuk acara syukuran di daerah lain tapi tidak di Jayapura. Hampir disetiap sudut Kota Jayapura, khususnya pada waktu malam hari menjajakan nasi kuning.

5.    Tanpa Pengamen
Pengamen sudah menjadi pemandangan sehari-hari perempatan, terminal bahkan sampai di rumah ke rumahpun selalu ada pengamen. Tapi di Jayapura hal tersebut sama sekali tidak pernah ditemui. Walau sampai saat ini tidak diketahui apa penyebabnya. Itulah yang menjadikannya sesuatu yang unik.

6.    Tanpa Pengemis
Tanpa pengemis mungkin sebutan selanjutnya yang memberikan keunikan tersendiri bagi Kota Jayapura. Suatu hal yang dengan mudah ditemui di kota-kota besar seperti Jakarta dan Surabaya tapi tidak di Jayapura.

7.    Malam Hongkong Siang Kebun Singkong
Siapa yang belum mengetahui indahnya kota Jayapura? Mungkin sudah banyak yang mengetahui. Apalagi jika kita melihatnaya pada malam hari, gemerlapan lampu-lampu yang menghiasi kota ini membuatnya bagaikan kota Hongkong. Namun jika dilihat pada siang hari nampaklah susunan tata ruang kota yang kurang begitu rapi di mana terdapat banyak sekali pemukiman penduduk di kaki bukit hingga ke puncaknya yang boleh dibilang menyerupai kebun singkong. Belum adanya penertiban yang dilakukan pemerintah Kota Jayapura membuat pertumbuhan pemukiman ini begitu pesat hingga Kota Jayapura menjadi rawan akan bencana longsor dan banjir.

8.    Jam 21.00 Sudah sepi
Pembangunan di Kota Jayapura yang terbilang dapat disejajarkan dengan kota besar lainnya di Indonesia tak membuat masyarakatnya terlalu terpengaruh oleh berkembang biaknya tempat-tempat hiburan malam dan rekreasi belanja yang bermunculan di Jayapura. Kendatipun demikian secara umum kota Jayapura berangsur sepi jika sidah menunjukan pukul 21.00 WIT.

9.    Penunggu Lift
Moderenisasi yang dilakukan para investor lokal maupun asing di Jayapura berkembang seiring kemajuan zaman. Pembangunan Hotel berbintang dan Pusat perbelanjaan berkelas internasional contohnya. Namun bukan Jayapura namanya jika tidak memberikan keunikan tersendiri dibanding kota –kota lainnya. Jika kita mengunjungi pusat perbelanjaan di Jayapura kita akan sedikit terkejut saat memasuki sebuah lift karena ada petugas khusus yang ditugaskan sebagai operator lift tersebut.

10.    Tahun Baru
Pesta kemeriahan tahun baru yang selalu dinantikan setiap tahunnya merupakan keunikan berikutnya. Memang hampir setiap kota memiliki acara dan tradisinya masing-masing. Namun di Jayapura, keunikannya terletak pada kebiasaan masyarakat Jayapura yang hampir dapat dipastikan setiap rumah pasti membeli kembang api dan terkadang sampai menghabiskan uang ratusan juta rupiah. Sampai sampai pada jam pergantian tahun, kota Jayapura diselimuti asap tebal akibat banyaknya orang yang menyalakan kembang api. Datanglah ke Jayapura pada saat tahun baru dan buktikan sendiri keunikan tersebut.

11.    Idul Fitri dan Hari Natal
Kota Jayapura yang kini menjadi tujuan perantauan dan wisata baik dalam maupun luar negeri membuat masyarakatnya saling berinteraksi khusunya dalam hal keyakinan. Di kota ini, toleransi umat beragamanya sangat terlihat dari keseharian penduduknya. Saling mengunjungi antar tetangga, saudara, kerabat dan rekan pun menjadi hal yang biasa. Namun uniknya adalah anak-anak Jayapura pada umumnya, mereka berkunjung ke setiap rumah yang dilewatinya tanpa harus mengenali sang pemilik rumah tersebut hanya untuk mengucapkan Selamat Idul Fitri atau Selamat Natal.

12.    Libur Papua

Siapa yang tidak suka dengan hari libur? Tentunya semua menyukainya, karena kita dapat memiliki waktu lebih bersama keluarga ataupun teman dekat. Di Jayapura yang merupakan Ibu Kota Provinsi Papua ini terdapat hari libur khusus Papua yaitu hari libur tambahan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Provinsi Papua untuk menghormati masyarakat Papua yang mayoritas beragama Kristen.

Demikian beberapa keunikan Kota Jayapura yang mungkin saja sulit ditemui di kota lain di Indonesia. Sekarang apakah anda tertarik untuk membuktikannya sendiri? Semoga informasi ini dapat menambah pengetahuan anda khususnya bagi yang pertama kali menginjakkan kakinya di Jayapura.

Rabu, 11 Desember 2013

ASAL USUL PAPUA


Perkembangan asal usul nama pulau Papua memiliki perjalanan yang panjang seiring dengan sejarah interaksi antara bangsa-bangsa asing dengan masyarakat Papua, termasuk pula dengan bahasa-bahasa lokal dalam memaknai nama Papua.

Provinsi Papua dulu mencakup seluruh wilayah Papua bagian barat. Pada masa pemerintahan kolonial Hindia-Belanda, wilayah ini dikenal sebagai Nugini Belanda (Nederlands Nieuw-Guinea atau Dutch New Guinea). Setelah berada bergabung dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia, wilayah ini dikenal sebagai Provinsi Irian Barat sejak tahun 1969 hingga 1973. Namanya kemudian diganti menjadi Irian Jaya oleh Soeharto pada saat meresmikan tambang tembaga dan emas Freeport, nama yang tetap digunakan secara resmi hingga tahun 2002.

UU No. 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Papua mengamanatkan nama provinsi ini untuk diganti menjadi Papua. Pada tahun 2003, disertai oleh berbagai protes (penggabungan Papua Tengah dan Papua Timur), Papua dibagi menjadi dua provinsi oleh pemerintah Indonesia; bagian timur tetap memakai nama Papua sedangkan bagian baratnya menjadi Provinsi Irian Jaya Barat (setahun kemudian menjadi Papua Barat). Bagian timur inilah yang menjadi wilayah Provinsi Papua pada saat ini.