ilustrasi adu domba (red) |
Politik adu domba telah terkenal dimainkan oleh KNPB dan merupakan warisan sejak zaman penjajahan Belanda. KNPB kerap memainkan politik devide et impera dalam setiap kegiatannya. Ini adalah sebuah strategi yang digunakan oleh pemerintah penjajahan Belanda di saat menjajah Indonesia. Hal yang sama dari teori devide et impera sedang digunakan oleh KNPB, sebuah organisasi tanpa bentuk dan ilegal di tanah Papua yang damai, untuk melanjutkan aksi brutalnya demi kepentingan pribadi dan kelompoknya. Politik adu domba digunakan untuk mempertahankan kekerasan dan brutalisme yang banyak dilakukan oleh organisasi invalid sekelas KNPB.
Secara prinsip, praktik politik adu domba adalah memecah belah dengan saling membenturkan kelompok besar yang dianggap memiliki pengaruh dan kekuatan. Tujuannya adalah agar kekuatan tersebut terpecah-belah menjadi kelompok-kelompok kecil yang tak berdaya. Dengan demikian kelompok-kelompok kecil tersebut dengan mudah dilumpuhkan dan dikuasai.
Unsur-unsur yang digunakan dalam prakteknya oleh KNPB adalah; (1) menciptakan atau mendorong perpecahan dalam masyarakat sehingga menimbulkan chaos dalam masyarakat; (2) memutarbalikkan fakta yang terjadi sebenarnya dengan harapan masyarakat bisa dipengaruhi akan berita bohongnya; (3) melakukan aksi-aksi kekerasan dan brutal yang mengatasnamakan rakyat; (4) dalam setiap aksi sering melakukan pemalangan jalan dengan harapan menggalang massa lebih banyak, yang mana masyarakat sendiri tidak simpati; (5) melakukan pemukulan, pembunuhan, dan pengeroyokan yang membabi buta terhadap masyarakat sipil tidak berdosa.
Di negara barat seperti Belanda, dan negara-negara lain politik devide et impera sudah lama tak digunakan lagi. Mereka saat ini menjunjung tinggi hak asasi manusia (HAM). Namun justru oleh organisasi tak berbentuk seperti KNPB politik itu digunakan dalam setiap melakukan aksi tak berizinnya. Polik adu domba saat ini kental dilakukan sehingga sering mengakibatkan orang Papua menjadi korban aksinya. Alih-alih mengatasnamakan rakyat, namun rakyat mana yang dibawa kita tidak tahu. Masyarakat Papua saat ini sudah semakin cerdas dan tidak dengan serta-merta mau diperbudak oleh fitnah yang selalu disebarkan KNPB. Masyarakat saat ini sudah mengerti dan semakin paham akan politik yang dilakukan KNPB yang membenturkan orang Papua dengan saudaranya sendiri. Hal ini sangat tidak manusiawi mengingat orang Papua sangat cinta akan kedamaian.
Siapa saja bisa dijadikan domba aduan, dari warga masyarakat biasa sampai warga kelas atas bisa jadi objek sasaran. Ulah KNPB juga mengakibatkan sesama organisasi gerakan, sesama orang tua sampai dengan sesama masyarakat menjadi saling serang, seperti perang suku di Timika dan antara dewan adat Papua dan LMA. Beberapa organisasi yang ada di masyarakat tak lepas dari aksi fitnah dan propaganda negatif nya. Organisasi sekelas LMA, Barisan Merah Putih, LMRI, dan milisi –milisi yang di dalamnya yang terdiri dari orang Papua, tak luput dari propaganda negatif oleh KNPB. Organisasi-organisasi ini sengaja digembosi dengan menciptakan opini oleh karena tidak sepakat dengan aksi brutal KNPB. Organisasi ini dijadikan sasaran empuk pemberitaan negatif KNPB untuk mewujudkan politik devide et impera nya.
Pemerintah telah berupaya menciptakan masyarakat yang damai dengan melakukan pendekatan kepada kepala-kepala suku, RT/RW, agar pertikaian di masyarakat dapat terhindari sebagai akibat dari ulah KNPB. Pemicu perpecahan di masyarakat gara-gara masalah kecil bisa berkembang menjadi konflik yang besar, dan ini dapat menjadi objek pemberitaan KNPB guna menimbulkan keresahan dalam masyarakat. Perbedaan agama, suku, dan sebagainya bisa dimanfaatkan oleh KNPB untuk menimbulkan perpecahan dalam masyarakat di Papua.
Kita sudah banyak melihat buktinya terjadi sehari-hari. Dan untungnya media massa tidak terpengaruh akan propaganda negatif yang diciptakan KNPB. Inikah yang dimaksud dengan demokrasi yang sering diagung-agungkan KNPB untuk mencari pembenaran akan aksinya? KNPB banyak berteriak demokrasi, sedangkan mereka sendiri mencoreng demokrasi tersebut.
Dalam politik adu domba, konflik sengaja diciptakan dengan harapan timbulnya perpecahan dalam masyarakat. Perpecahan tersebut dimaksudkan untuk mencegah terwujudnya Papua yang damai. Dan inilah yang menjadi tujuan pokok dari KNPB, agar Papua terlihat chaos sehingga menjadi perhatian banyak pihak. Pihak-pihak atau orang-orang yang tidak bersedia bekerja sama dengan KNPB akan dianggap seperti iblis dan setan yang harus dibasmi. Inilah akar dari organisasi yang sampai saat ini tidak pernah berizin dan akan tidak diizinkan ada di dunia mana pun.
Ketidakpercayaan terhadap pimpinan atau suatu kelompok sengaja diciptakan agar pemimpin atau kelompok tersebut tidak tumbuh besar dan solid. Adakalanya tidak hanya ketidakpercayaan, bahkan permusuhan pun sengaja diciptakan oleh KNPB. Teknik yang digunakan adalah agitasi, propaganda, desas-desus, bahkan fitnah. Praktik seperti itu tumbuh subur saat ini.
Selain melakukan aksi-aksi brutal, KNPB kerap menganggap orang Papua yang tidak mendukung mereka sebagai pengkhianat. Padahal jelas-jelas organsasi tanpa bentuk ini, siapa pun orang nya tentu tidak akan simpatik karena mendasari kekerasan atas visi misinya. Apabila tidak ikut dalam memberi dukungan terhadap aksi KNPB, akan dikondisikan dengan sebutan mengkhianati bangsanya sendiri. Inilah yang sudah menjadi rahasia umum sehingga masyarakat Papua yang cinta damai tidak gampang terpengaruh dengan ulah KNPB.
Di tengah masyarakat kita dewasa ini, di tengah era informasi yang sangat liberal, praktek adu domba menjadi senjata ampuh bagi KNPB dalam memecah belah masyarakat di Papua. Kita secara vulgar disuguhi berita-berita negatif tentang kegagalan pemerintah, perseteruan antar kelompok untuk memperebutkan kekuasaan, saling tuding, saling caci-maki, saling sikut dengan intrik-intrik politik yang sangat kasar dan kejam. Penggiringan isu, disadari atau tidak, dilakukan sedemikian rupa untuk saling menghancurkan orang Papua. Hal inilah yang menjadi ciri dari KNPB dalam memperjuangkan setiap kepentingan nya yang lebih kepada kepentingan pribadi dan kelompoknya.
Untuk itu bagi kita masyarakat Papua, perlu kritis dan waspada terhadap isu atau gosip yang berkembang dan cenderung dihembuskan oleh KNPB. KNPB akan selalu menggunakan politik adu domba di tanah Papua dengan menggunakan isu-isu yang tidak bertanggung jawab untuk menghancurkan negara ini. Maka itu kita tidak ingin dijadikan domba aduan oleh siapapun dan pihak manapun termasuk KNPB. Masyarakat di Papua tentunya tidak akan termakan isu-isu yang sengaja dilemparkan untuk memecah belah orang Papua, demi tegaknya perdamaian dan pembangunan seutuhnya di tanah Papua. (red)
0 komentar:
Posting Komentar