Jakarta - Menyikapi permasalahan yang terjadi di Paniai, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menduga ada tembakan dari atas bukit Gunung Merah dalam kerusuhan yang terjadi di Lapangan Suharto, Kabupaten Paniai, Papua, yang menewaskan empat orang warga sipil. KSAD menduga ada taktik bebek dalam insiden berdarah itu.
"Kebetulan pas kemarin rapat di Menko Polhukam, di sana (lokasi bentrokan) itu ada semacam taktik bebek namanya. Taktik bebek itu, rakyat dikedepankan dan dari belakang ada tembakan. Jadi kita lihat di sananya, bagaimana kejadiannya," kata Gatot, saat pelepasan 1.169 Satgas Kontingen Garuda (Konga) 'United Nations Interim Force in Lebanon' (UNIFIL) untuk misi perdamaian PBB di Lebanon di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (10/12).
KSAD mengaku, tidak mengetahui secara pasti dari mana sumber letusan senjata tersebut, mengingat tidak ada pasukan di atas bukit Gunung Merah tersebut.
"Kebetulan saya mendengar dari Panglima TNI dan Kapolri, dan serta Polda dan Kodam juga. Sebelumnya dari atas bukit itu sudah ada tembakan juga. Di bawahnya itu kan ada Koramil dan Polsek. Hal itu yang perlu kita cek kebenarannya," ucapnya.
Disinggung apakah ada keterlibatan kelompok bersenjata, Gatot tidak memungkiri hal tersebut.
"Kalau di atas bukit ada tembakan, sedangkan TNI tidak ada dan polisi tidak ada di situ. Jadi siapa itu. Nah itu saja," tegasnya.
Menurut Gatot, apa yang terjadi di Papua, tidak bisa dilepaskan dari tanggal 1 Desember (HUT OPM). Namun demikian, untuk mengungkap peristiwa yang sebenarnya Asintel dan Ditserse Polda Metro sudah ke Papua. Selanjutnya, mereka akan membuat laporan.
"Jadi mereka nanti yang melaporkan kepada Panglima TNI dan Kapolri. Saya hanya mengirim pasukan saja di sana untuk melakukan investigasi," tutur Gatot.
Dalam peristiwa itu, sedikitnya 4 warga tewas. Mereka adalah Yulian Yeimo (16), Simon Degey (17), Alfius Gobay (17) dan Alfius Youw (17). Gatot mengaku, sudah menggelar rapat dengan Menko Polhukam Tedjo Eddy Pudjijanto. Para pelaku diduga memanfaatkan warga sebagai tameng untuk menyerang TNI-Polri.
Senada dengan KSAD, secara terpisah salah satu aktivis HAM Papua, Yohanes Douw mengatakan, korban yang tewas tertembak belum bisa dipastikan pelakunya. Hal ini dikarenakan memang di wilayah Paniai juga terdapat kelompok bersenjata.
“Penembakan terjadi di depan lapangan Soeharto Enarotali. Luka tembak di perut. Peluru masih dalam tubuh. Ada 22 korban luka ringan yang kakinya tertembus peluru,” kata Douw via teleponnya, Senin (8/12).
0 komentar:
Posting Komentar