Para pemimpin MSG dari Vanuatu, PNG, Kep. Solomon, dan New Caledonia tolak WPNCL (red) |
Jayapura - Segelintir masyarakat Papua yang berjuang untuk merdeka pernah mendaftarkan proposalnya tahun lalu untuk menjadi anggota Melanesian Spearhead Group (MSG), organisasi regional Melanesia di kawasan Asia Pasifik. Proposal aplikasi keanggotaan MSG tersebut diajukan oleh West Papua National Coalition for Liberation (WPNCL) atau Koalisi Nasional Pembebasan untuk Papua Barat pada bulan Juni 2013 dalam MSG-19 Leaders Summit, di Noumea, New Kaledonia.
Selanjutnya sebuah misi para Menteri Luar Negeri negara MSG yang dipimpin oleh Ratu Inoke Kubuabola, Menteri Luar Negeri dan Kerjasama Internasional Fiji, mengunjungi Indonesia pada 11-15 Januari 2014 untuk memperoleh informasi dan melakukan penilaian terhadap aplikasi keanggotaan yang diajukan oleh WPNCL tersebut. Hal ini dilakukan untuk memperoleh data yang valid dan akurat atas keadaan masyarakat Papua sebenarnya apakah seperti yang banyak digambarkan oleh WPNCL.
Akhirnya pada pertemuan Pimpinan anggota MSG di Port Moresby, Papua New Guinea, pada 26 Juni 2014 yang lalu, proposal aplikasi keanggotaan MSG oleh WPNCL tersebut ditolak oleh negara-negara MSG melalui para pemimpinnya.
Perdana Menteri PNG, Peter O'Neill, mewakili para pemimpin MSG mengatakan bahwa kelompok pendaftar aplikasi harus berkonsultasi dengan Jakarta dalam mengajukan aplikasinya.
"Kami merasa bahwa itu (aplikasi,red) harus mewakili semua Melanesia yang tinggal di Indonesia, dan aplikasi tersebut dibuat harus berkonsultasi dengan Pemerintah Indonesia, seperti yang telah kita lakukan terhadap keanggotaan FLNKS di MSG," kata O'Neill usai pertemuan para pemimpin MSG tersebut.
Hal ini tentu masuk akal mengingat bangsa Melanesia yang jumlahnya besar tersebut tidak hanya terdapat di Papua saja, namun juga berada di luar Papua, yaitu Maluku dan Nusa Tenggara Timur. Pendaftaran oleh WPNCL tentunya tidak representatif dan meniadakan konsultasi dengan Pemerintah Indonesia di Jakarta. Belum representatifnya pengajuan aplikasi WPNCL terbukti dengan banyaknya komponen kelompok yang ada di Papua.
Dalam KTT MSG di Noumea tahun 2013 lalu, delegasi Indonesia yang diwakili oleh Wakil Menteri Luar Negeri, Wardhana, mengatakan bahwa bangsa Melanesia yang tinggal di Indonesia tidak hanya di Papua saja, namun juga terdapat di Maluku dan Nusa Tenggara. Para pemimpin MSG akhirnya sepakat bahwa aplikasi tersebut harus mewakili seluruh Melanesia yang ada di Indonesia.
Pertemuan para pemimpin MSG di Port Moresby ini dihadiri oleh Ketua MSG, Victor Tutugoro, Perdana Menteri PNG Peter O'Neill, Perdana Menteri Kep. Salomon Gordon Dary Lilo, dan Perdana Menteri Vanuatu Joe Natuman. (AK)
0 komentar:
Posting Komentar