Pemilu di Papua |
Menjelang pelaksanaan Pemilihan Presiden yang dilaksanakan pada tanggal 9 Juli 2014, ada segelintir orang dan kelompok yang menyerukan untuk melakukan boikot terhadap penyelenggaraan Pilpres 2014 di Papua. Kelompok kecil tersebut adalah kelompok afiliasi terhadap Papua merdeka, semisal KNPB. KNPB menilai bahwa, tidak ada alasan lain bagi masyarakat Papua untuk memberikan hak politiknya dalam pemilihan Presiden RI. Bahkan boikot diserukan hampir di seluruh wilayah Papua dengan berbagai teknik dan metode, yakni dengan aksi demo, seruan di media sosial, pembagian selebaran, agitasi, pemaksaan, hingga kekerasan.
Setelah pelaksanaan Pilpres 9 Juli 2014 tersebut, kelompok KNPB juga dengan bangga dan sesumbar mengklaim bahwa hampir seluruh masyarakat di Papua telah mengikuti himbauan mereka untuk memboikot Pilpres 2014, dengan tidak memberikan suara mereka di TPS. Bahkan di situs-situs website, KNPB mengklaim 80% masyarakat Papua tidak ikut coblos dan menyatakan boikot Pilpres di Papua sukses. http://knpbnews.com/?p=4581
Benarkah Demikian?
Menurut Komisioner KPU Papua, Tarwinto mengatakan bahwa Pilpres telah berjalan sesuai jadwal dan sesuai tahapan, termasuk 7 distrik di Yahukimo yang terlambat melaksanakan Pilpres, telah melaksanakan pencoblosan sesuai dengan jadwal. Jadi lancar semua Menurutnya, ancaman boikot Pilpres yang dikhawatirkan sebelum Pilpres lalu serta wilayah yang dianggap rawan, ternyata tidak terjadi. Semuanya melakukan pencoblosan dengan baik.http://tabloidjubi.com/2014/07/14/kpu-papua-nyatakan-pilpres-di-papua-sesuai-tahapan/
Di samping itu menurut sumber data di KPU Provinsi Papua, jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) di Provinsi Papua adalah sebanyak 3.237.326 orang dari 29 Kabupaten/Kota di Provinsi Papua. Sementara jumlah DPT di Provinsi Papua Barat adalah sebanyak 715.461 orang dari 11 Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat. Sehingga total pemilih untuk Papua secara keseluruhan adalah 3.952.787 orang.
Berdasarkan data hasil rekapitulasi surat suara di KPU Provinsi Papua, dari jumlah DPT di Provinsi Papua tersebut, yang menggunakan hak suaranya dari data suara yang masuk adalah sebanyak 2.792.867 suara. Sedangkan untuk Provinsi Papua Barat dari jumlah DPT, yang menggunakan hak suaranya dari data suara yang masuk adalah sebanyak 532.907 suara. Sehingga dari 3.952.787DPT seluruh Papua, total keseluruhan surat suara yang masuk adalah 3.325.774.Hal ini berarti jumlah pemilih yang telah menggunakan hak suaranya di seluruh Papua adalah 85% dari total seluruh DPT di Papua.
Bagaimana mungkin Pemilu di Papua dikatakan tidak sukses? Jika berpatokan pada jumlah 85% masyarakat Papua telah menyalurkan hak pilihnya, tentu ini merupakan angka yang tergolong cukup besar dan menunjukkan partisipasi yang positif bagi masyarakat Papua dalam menyalurkan hak pilihnya menentukan Presiden RI 5 tahun ke depan.
Jika KNPB mengatakan himbauan boikot Pilpres yang mereka lakukan adalah sukses, tentu acuannya patut dipertanyakan. Bagaimana mungkin KNPB mengatakan 80% masyarakat di Papua tidak menyalurkan hak suaranya, di saat data KPU menyajikan data sebaliknya.
Usut punya usut ternyata hal ini masuk akal. Mengapa demikian? Seperti kita ketahui bahwa KNPB merupakan kelompok afiliasi Papua merdeka yang giat melakukan agitasi dan propaganda sesat kepada masyarakat Papua. Banyak kalangan masyarakat Papua memandang bahwa KNPB dipenuhi oleh kepentingan segelintir pimpinan KNPB itu sendiri, dan kegiatannya banyak melakukan pemutarbalikan fakta, kampanye hitam, demo anarkis, agitasi, propaganda sesat, bahkan aksi kekerasan. Seiring berkembangnya waktu, secara alamiah masyarakat Papua semakin sadar untuk menolak setiap aksi dari KNPB tersebut. Setiap himbauan yang mereka keluarkan, pasti akan merugikan masyarakat Papua itu sendiri. Masyarakat Papua bukanlah makhluk yang terus dapat dibohongi dan dibodohi oleh kelompok KNPB. Bahkan masyarakat Papua sendiri sukses dalam membangun nilai demokrasi di Papua. http://www.youtube.com/watch?v=iywRKmo1nmk
Hasil Pilpres adalah bukti nyata bahwa secara persentase, simpatik masyarakat Papua untuk mendukung himbauan KNPB nihil sama sekali. Dapat dipastikan bahwa klaim KNPB mengatakan boikot Pilpres di Papua sukses dan masyarakat Papua enggan memberikan hak suaranya adalah isapan jempol semata. Himbauan boikot hanyalah himbauan yang sia-sia dan tidak bertanggung jawab. Terbukti bahwa masyarakat Papua hampir di seluruh distrik, kabupaten, dan kota menunjukkan antusisasnya dalam menyalurkan hak suaranya pada Pilpres 9 Juli 2014. Hal ini menunjukkan bahwa kehidupan berdemokrasi masyarakat Papua dalam Pilpres telah berlangsung dengan sukses. Masyarakat Papua turut andil dalam mensukseskan Pilpres 9 Juli 2014 demi kemajuan demokrasi Indonesia. (AK)