Senjata sitaan (sumber foto:Kodam Cenderawasih) |
Jayapura - Pada 17 September 2014 pukul 12.30 WIT Tim gabungan TNI-Polri dan satuan Yonif 756/WMS dan 751/R serta Polri sedang melaksanakan patroli untuk melindungi masyarakat dan gangguan keamanan yang dilakukan oleh kelompok OPM. Ketika melintasi sekitar bandara Pirime tiba-tiba tim gabungan TNI-Polri ditembaki oleh kelompok OPM dan terjadilah kontak tembak di atas Bandara Pirime, Lanny Jaya. Dari hasil kontak tembak tim patroli gabungan TNI-Polri berhasil memukul mundur dan melumpuhkan anggota dari kelompok OPM dengan hasil 1 (satu) pucuk senjata jenis revolver dapat diamankan dan menewaskan 1 (satu) orang serta 1 (satu) orang lagi luka parah dari kelompok OPM. Setelah situasi mulai kondusif tim patroli gabungan melakukan pembersihan dan melanjutkan patroli dalam keadaan aman.
Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Drs. Christian Zebua, M.M dalam jumpa persnya menyampaikan himbauan kepada saudara-saudara kita yang masih berbeda paham untuk menghentikan kegiatannya meneror serta menakuti rakyat dan STOP KONFLIK.
"Mari kita sama-sama bangun Papua dengan penuh rasa damai guna mewujudkan masyarakat Papua yang aman, damai dan sejahtera", ungkap Pangdam.
Sementara itu, pada hari ini juga di pos Komando Utama Yonif 623/BWU 10 (sepuluh) orang anggota yang dipimpin oleh Wakil Komandan Satgas (Wadan Satgas), Mayor Inf Andi Andriyanto Wibowo beserta Pasi Intel Satgas telah menerima penyerahan 2 (dua) pucuk senjata yang terdiri dari 1 (satu) pucuk senjata laras panjang jenis Mouser dan 1 (satu) pucuk senjata Pistol organik jenis Pietro Baretta dari kelompok Yan Orare di Distrik Skamto Arso 14.
Kronologisnya kejadiannya sekitar pukul 08.15 WIT satu tim dari Satgas Yonif 623/BWU yang terdiri dari sepuluh orang anggota Komando Utama Satgas yang dipimpin oleh Wadan Satgas 623/BWU beserta satu orang masyarakat sebagai perantara bergerak dari Pos Komando Utama menuju lokasi yang sudah ditentukan untuk tempat pertemuan.
Selanjutnya pada pukul 09.15 WIT tim sampai di sekitar lokasi setelah itu tujuh orang anggota tim yang dipimpin oleh Bintara Pelatih berhenti sekitar 75 meter dari lokasi tersebut untuk memberikan perlindungan terhadap Wadan Satgas dan Perwira Seksi Intelijen dalam rangka penerimaan senjata tersebut. Sekitar pukul 12.00 WIT Wadan Satgas, Perwira Seksi Intelijen beserta Komandan Seksi Intelijen maju ke lokasi kurang lebih 75 meter dari tempat anggota yang melaksanakan pengamanan untuk menerima senjata. Setelah itu bertemu dengan kelompok Yan Orare dan menerima senjata tersebut. Setelah menerima senjata, tim Satgas yang dipimpin oleh Wadan Satgas 623/BWU langsung meninggalkan lokasi menuju Pos Komando Utama dalam keadaan aman.
Hal ini menunjukkan bahwa saudara-saudara kita yang berbeda paham mulai menyadari bahwa mereka tidak ada gunanya bertahan di hutan karena yang mereka inginkan sebenarnya hidup damai, aman dan sejahtera. (red)
Sumber: Kodam Cenderawasih